Hoaks secara umum adalah informasi atau berita asli yang telah direkayasa tujuan kepentingan tertentu. Berita bohong sama sekali tidak dilandaskan pada fakta, kenyataan atau kebenaran.
"Artinya berita itu mengada-ada atau merupakan rumor yang tidak terbukti kebenarannya," kata Dosen Fikom Unitomo Surabaya, Rosnindar Prio saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Magetan, Jawa Timur, pada Senin (27/6/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Menyikapi maraknya hoaks yang beredar, masyarakat perlu mengetahui ciri-cirinya agar dapat menyaring berita sebelum memercayainya atau menyebarkannya. Lebih jauh Rosnindar mengatakan agar tidak mudah terprovokasi dengan judul berita, foto, maupun video click bait di mana isinya sama sekali tidak ada hubungannya dengan judul. Biasanya judul berita dibuat bombastis hingga membuat orang ingin membacanya.
Selanjutnya, biasakan untuk kritis terhadap informasi yang didapat. Apalagi sekarang ini siapapun bisa menulis berita di internet, namun tak semua orang memiliki kapasitas serta tanggung jawab atas apa yang ditulis. Untuk itu perlu dicari tahu atau validasi terlebih dahulu kebenaran informasinya.
Kemudian gunakan logika saat menemui berita yang beredar, seperti konspirasi mengenai korona hingga broadcast yang cenderung menggiring opini masyarakat untuk tidak taat protokol kesehatan. Selalu lakukan konfirmasi, cek dan re-check kepada pihak-pihak terkait, sebab berita hoaks juga beredar di media sosial.
Sebaiknya agar informasi yang diterima lebih terpercaya, baca sumber berita dari media-media yang telah terpercaya dan diakui oleh Dewan Pers. Setiap orang juga bisa berpartisipasi dalam menangkal hoaks yang beredar, yaitu dengan melaporkan berita tersebut.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Magetan, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Enterpreneur dan Digital Marketer, Lim Sau Liang, Ketua Umum Relawan TIK Jawa Timur, Novianto Fuji dan Dosen Fikom Unitomo Surabaya, Rosnindar Prio.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas