Berdasarkan paparannya dalam Kongres Kehutanan Indonesia (KKI) VII 2022, Selasa (28/6/2022), biaya mitigasi perubahan iklim melalui sektor kehutanan hanya sebesar Rp77,8 triliun. Angka ini berbeda jauh dengan kebutuhan dari sektor energi dan transportasi yang mencapai Rp3.307,2 triliun.
"Sektor kehutanan hanya membutuhkan Rp77,8 triliun tapi penurunan CO2-nya paling besar, yaitu 497 ton," ujar Sri Mulyani, atau yang akrab disapa Ani, seperti dikutip dari Youtube KLHK, Kamis (30/6/2022).
Angka tersebut diperoleh dari estimasi second biennal update repost (second BUR) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2018. Sementara dari sisi third BUR 2021, angka yang dibutuhkan adalah Rp309 triliun.
Secara total, kebutuhan pendanaan untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) 2030 diproyeksikan mencapai Rp4.002,44 triliun. Perbedaan proyeksi dalam BUR-2, Roadmap NDC, hingga BUR-3 disebabkan oleh adanya tambahan kegiatan mitigasi, kalibrasi metode estimasi, dan perbedaan horizon waktu.
Sri Mulyani menambahkan, untuk mengurasi emisi gas rumah kaca dibutuhkan kontribusi dari berbagai sektor, seperti kehutanan, energi dan transportasi, industrial process and product use (IPPU), limbah, dan pertanian.
"Kalau kita ya kita, kamu ya kamu sendiri. Pokoknya, mau bangun dunia tidak akan selesai kalau tidak kolaborasi," tandasnya.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos