Dilansir Reuters, kontrak minyak sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman September 2022 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM68 per ton, atau turun sekitar 1,36 persen menjadi RM4.921 (US$1.118,92 per ton) pada awal perdagangan.
Dilansir dari laman InfoSAWIT pada Kamis (30/6), sebelumnya, dalam audiensi asosiasi minyak goreng ke Kementerian Perdagangan pada Senin (27/6/2022) terungkap, akan ada kompensasi bagi produsen minyak goreng sawit yang membantu pemerintah menyiapkan minyak goreng kemasan sederhana. Kompensasi tersebut berupa pemberian kuota ekspor CPO.
Kementerian Perdagangan meyakini, dengan dibukanya keran ekspor CPO maka kebutuhan CPO akan meningkat dan tentunya juga akan berdampak pada kebutuhan pasokan tandan buah segar (TBS) sawit dari petani.
Sementara, kontrak soy oil teraktif Dalian, DBYcv1 naik 0,5 persen, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,8 persen. Harga kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 1,1 persen.
Analis teknis Reuters Wang Tao mencatat, harga minyak kelapa sawit mungkin berada pada level RM4.742 per ton, tercatat meningkat setelah sebelumnya mengalami harga yang cukup rendah di level RM4.493 per ton.
Sumber: bali.suara.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos