Melansir laman InfoSAWIT pada Rabu (29/6), dengan rencana kebijakan tersebut beberapa negara yang memiliki kepentingan di pasar Eropa akan terancam. Terlebih negara yang memiliki kepentingan perdagangan komoditas seperti kelapa sawit yang diyakini akan terpengaruh dengan kebijakan tersebut.
Melalui EU Forest Strategy, pemerintah Uni Eropa menetapkan syarat traceabillity atau keterlacakan rantai pasok mulai dari hulu sampai hilir. Begitu pula dengan ketentuan tentang ‘green product’, dimana Uni Eropa akan memperketat persyaratan apabila komoditas-komoditas kategori Forest and Ecosystem Risk Commodities ingin masuk ke pasar Uni Eropa.
Terkait hal ini, Dubes Andri Hadi menerima delegasi Kolombia yang dipimpin oleh Dubes Kolombia di Brussel, Y.M. Felipe Garcia Echeverri dan Presiden Eksekutif Federasi Nasional Petani Sawit Kolombia (FEDEPALMA), Nicolás Pérez Marulanda, untuk bertukar pandangan guna menghadapi kebijakan tersebut.
Dilansir dari akun Twitter resmi Dubes Indonesia di Brussel, dalam pertemuan tersebut kedua negara menjajaki kepentingan bersama dalam menghadapi EU Green Deal beserta turunannya, yang dapat berdampak negatif pada industri dan petani kelapa sawit kecil di kedua negara.
Sumber: bekaci.suara.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos