Seperti diketahui, The Fed menyatakan sikap agresif untuk kembali menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi AS. Hal itulah yang memicu penguatan dolar AS terhadap mata uang global, termasuk rupiah.
"Dari dalam negeri, tekanan inflasi yang mulai merangkak naik mungkin bisa menjadi penekan rupiah. Inflasi bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi," pungkas pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, dilansir dari Antara, Selasa, 28 Juni 2022.
Melansir RTI, rupiah melemah -0,15% ke level Rp14.814 per dolar AS pada Selasa, 28 Juni 2022. Rupiah juag tertekan oleh tiga mata uang global, yakni dolar Australia (-0,14%), poundsterling (-0,13%), dan euro (-0,10%).
Di Asia, rupiah menjadi mata uang terlemah ketiga setelah dolar Taiwan (0,26%) dan yuan (0,08%). Dengan kata lain, rupiah tertekan oleh yen (-0,36%), dolar Singapura (-0,16%), ringgit (-0,12%), dolar Hong Kong (-0,11%), won (-0,09%), dan baht (-0,09%).
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos