Ia menyebutkan, dengan makin digemarinya tontonan balap mobil listrik akan membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia. "Ini bagus untuk negara kita karena kita ingin membangun ekosistem baterai listrik mulai dari nikel raw material, smelter, industri lithium baterai, kemudian mobil listriknya," tutur Jokowi, beberapa waktu lalu.
Victor Wirawan, CEO Baran Energy, mengungkapkan bahwa pernyataan Jokowi tersebut selaras dengan apa yang telah dilakukan Baran Energy. Menurutnya, Baran Energy telah melakukan langkah-langkah dalam rangka percepatan ekosistem kendaraan listrik dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
"Kami bahkan sudah memproduksi motor listrik bergaya adventure, Anubis. Bahkan, kami juga tengah memproduksi mobil listrik yang merupakan pesanan dari sejumlah perusahaan. Namun demikian, saat ini kami masih membutuhkan dukungan pemerintah, baik dari segi regulasi maupun pendanaan, baik dari investor ataupun pemerintah," kata Victor dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Di sisi lain, Victor juga berharap bahwa pemerintah tidak hanya membidik perusahaan asing untuk masuk Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), tapi juga bisa memprioritaskan perusahan di dalam negeri.
Pemerintah akhirnya menaikkan tarif dasar listrik (TDL) mulai periode Juli 2022 ini. Penyesuaian tarif ini dilakukan setelah 5 tahun ditahan. Pelanggan yang mengalami penyesuaian tarif yakni pelanggan rumah tangga 3.500 VA ke atas dan pelanggan pemerintah.
Selama ini, bantuan pemerintah diberikan untuk semua golongan tarif pelanggan dalam bentuk subsidi maupun kompensasi. Sejak tahun 2017, tidak pernah ada kenaikan tarif listrik untuk seluruh golongan tarif pelanggan. Untuk menjaga tidak ada kenaikan tarif listrik selama rentang waktu itu, pemerintah telah menggelontorkan subsidi listrik sebesar Rp243,3 triliun dan kompensasi sebesar Rp94,17 triliun sejak tahun 2017 hingga 2021. Totalnya menjadi Rp337,47 triliun.
Merespons rencana kenaikan TDL tersebut, Victor menyarankan masyarakat dan pemerintah agar mulai beralih menggunakan energi baru dan terbarukan. Pasalnya, kenaikan TDL tersebut merupakan imbas dari mahalnya biaya investasi untuk bahan bakar fosil.
Victor menyampaikan, sejak beberapa tahun terakhir Baran Energy telah memproduksi Baran PowerHome (energy storage system). Perangkat teknologi ini mampu menampung listrik berkapasitas 8 kWh. Adapun listriknya bersumber dari sinar matahari.
"Baran PowerHome adalah terobosan, sekaligus solusi di tengah naiknya TDL karena mahalnya biaya investasi harga bahan bakar fosil," tutur Victor.
Selain PowerHome, Baran Energy juga siap memproduksi Baran PowerPack dengan kapasitas 96 kWh dan Baran PowerCube berkapasitas 1 mWh. Kedua perangkat teknologi ini sangat cocok digunakan untuk kebutuhan industri dan komplek perumahan. Baran PowerPack adalah versi yang lebih besar dari Baran PowerHome. Di dalamnya, dapat menempatkan hingga 15 Baran PowerHome di dalam wadah yang relatif kompak.
Sementara, Baran PowerCube adalah perangkat penyimpanan energi kelas industri skala besar. Ini dirancang untuk skala-mampu dan modular dan memiliki bentuk fisik kontainer standar 20 kaki dengan kapasitas hingga 1.000.000 Watt-jam untuk setiap kontainer.
Baran PowerCube juga memiliki kemampuan untuk menyimpan energi berlebih yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar, baik dari sumber terbarukan seperti matahari, angin atau panas bumi atau dari pembangkit listrik konvensional berbasis fosil seperti pembangkit listrik tenaga diesel atau batu bara.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?