Banjir mendorong relokasi penduduk dan gangguan pekerjaan. Kota Shaoguan di Provinsi Guangdong meningkatkan peringatan banjir ke level tertinggi "Level 1." Curah hujan di sana memecahkan rekor sejarah sejak akhir Mei.
Pemerintah setempat meminta penduduk di sepanjang tepi sungai dan rumah-rumah dataran rendah untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi setelah banjir mencapai ketinggian paling tinggi dalam 50 tahun terakhir.
Kantor pusat pengendalian banjir, kekeringan, dan angin kota mengatakan, tindakan penutupan dapat diberlakukan di lokasi konstruksi, bisnis, transportasi umum dan dermaga sementara pekerja yang tidak dapat muncul di tempat kerja tidak boleh dipaksa.
Ketinggian air Sungai Beijiang di Guangdong juga naik melewati tingkat peringatan dan mengalahkan rekor 1994. Xinhua melaporkan di provinsi Jiangxi di timur laut, pihak berwenang menaikkan "red alert" banjir setelah 485.000 orang di sembilan distrik terkena dampak.
Kerugian ekonomi mencapai 470 juta yuan (70,21 juta dolar AS) dan 43.300 hektar tanaman hancur. Hujan di provinsi selatan, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Selasa, diperkirakan akan bergeser ke utara mulai Rabu (22/6/2022).
Sementara itu daerah utara Sungai Yangtze dilaporkan telah mengalami panas yang membakar yang mendorong konsumsi listrik akhir pekan lalu.
Observatorium Meteorologi Pusat Cina terus mengeluarkan "peringatan oranye" suhu tinggi untuk wilayah utara seperti Hebei tengah dan selatan, sebagian besar Beijing dan sebagian Shandong, Tianjin dan Henan.
Sumber: m.republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas