“Jika dilihat dari nilai ekspor produk sawit dalam dua dekade terakhir menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan bahkan laju pertumbuhannya mencapai lebih dari 2000 persen per tahun,” catat laman Palm Oil Indonesia.
Nilai ekspor produk sawit pada tahun 2000 hanya sebesar US$1,08 miliar kemudian meningkat menjadi US$35 miliar pada 2021. Bahkan eksistensi industri sawit dalam menghasilkan devisa ekspor teruji pada berbagai kondisi ketidakstabilan ekonomi, termasuk saat pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.
Nilai ekspor produk sawit yang mencakup CPO dan RPO, Crude dan Refined PKO, biodiesel dan oleokimia pada tahun 2020 mencapai US$22,9 miliar atau setara dengan Rp321,5 triliun. Bahkan, devisa ekspor produk sawit di tahun 2020 ini lebih tinggi dibandingkan kondisi sebelum pandemi yang sebesar US$20,2 miliar pada tahun 2019.
“Kinerja ekspor produk sawit yang sangat berkilau di tahun 2020 juga berhasil membawa produk sawit menyandang predikat sebagai kontributor utama devisa ekspor Indonesia,” catat laman Palm Oil Indonesia.
Bahkan devisa ekspor yang dihasilkan produk sawit di tahun tersebut, catat Palm Oil Indonesia, lebih besar dibandingkan devisa ekspor yang dihasilkan oleh produk migas dan produk tambang. Tidak hanya itu, industri sawit juga turut berkontribusi terhadap pecahnya rekor surplus neraca perdagangan tertinggi sejak 2011.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas