Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak para diaspora Indonesia untuk mendukung pengembangan pasar modal syariah di tanah air. Pasar modal syariah Indonesia dinilai masih membutuhkan dorongan signifikan agar dapat lebih kontributif pada perekonomian Indonesia.
Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi mengatakan industri pasar modal syariah Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.
“Peran dan kontribusi investor apabila dibandingkan dengan total populasi, jumlahnya hanya sebesar 1,39%,” Kata dia di Jakarta, kemarin. Menurut dia angka ini sangat kecil apabila dibandingkan dengan negara tetanggamisalnya Thailand mencapai 5% dan Malaysia sudah mencapai 8,5%.
Ia menjelaskan di tengah tekanan Covid-19, perkembangan industri pasar modal syariah tetap bertahan bahkan bertambah secara signifikan. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan Indeks Saham Syariah Indonesia yang naik mencapai 7,28% dari 2021 sampai Mei 2022.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal di Indonesia pada akhir 2021 naik mencapai 93% dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah investor mencapai 7,5 juta investor.
"Sementara itu per 13 Mei 2022, investor di pasar modal meningkat mencapai 8,7 juta investor,” terang Fadilah. Oleh karena itu, Fadilah mengajak kepada seluruh pihak terutama para diaspora Indonesia di seluruh dunia untuk ikut membangun negeri dengan menjadi investor melalui investasi di pasar modal syariah.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos