Nilai ekspor sawit periode Mei 2022 hanya US$284 juta, lebih rendah dibandingkan periode April 2022 yang sebesar US$2,99 miliar. Kondisi ini merupakan dampak dari adanya larangan ekspor minyak sawit serta libur Lebaran.
"Penurunan minyak sawit akibat restriksi dan larangan ekspor sehingga minyak sawit mengalami penurunan pada Mei 2022 ini," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI, Setianto, dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Kamis (16/6).
Imbas dari penurunan ekspor sawit berdampak terhadap anjloknya ekspor segmen lemak dan minyak nabati atau kode HS 15 pada Mei 2022. Secara y-o-y pada Mei 2022, nilai ekspor sawit mengalami penurunan sebesar 87,54 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 yang sebesar US$3,06 miliar.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor sawit mengalami penurunan di sejumlah negara tradisional seperti India, Amerika Serikat, dan Pakistan. Kendati demikian, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mengalami peningkatan m-o-m dan y-o-y. Pada Mei 2021, harga CPO tercatat sebesar US$1.136 per MT, dibandingkan periode sama tahun ini yang sebesar US$1.719 per MT.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos