Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa meskipun Indonesia mencatatkan performa ekonomi yang solid - seperti pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01% yoy pada Q1 2022 - penurunan tingkat pengangguran, peningkatan lapangan pekerjaan, namun risiko global lainnya tetap mengintai Indonesia.
"Tantangan baru bagi pemulihan ekonomi pascapandemi ialah 5C Challenges: Covid-19, Conflict in Ukraine, Climate Change, Commodity Price Increase, and Cost of Living," ujar Menkeu dalam Indonesia-Singapore Business Forum yang digagas KBRI Singapura dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Rabu (15/6/2022).
Menkeu juga menitikberatkan bahwa tema Presidensi Indonesia pada G20 2022, “Recover Together, Recover Stronger”, menjadi semakin menantang untuk diwujudkan, sekaligus membuktikan pentingnya kerja sama dan kolaborasi antar masyarakat internasional. Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Kemenkeu Telah Capai Efisiensi Belanja Birokrasi Sebesar Rp612,45 Miliar
"Bagi Indonesia, Pemerintah menjaga agar peningkatan kasus Covid tidak mengalami ekskalasi, sembari memulihkan mobilitas dan melindungi daya beli dari ancaman inflasi. Untuk itu, dari sisi penawaran, Pemerintah fokus pada sektor ketahanan pangan dan energi yang dipandang dapat menjadi kunci dalam ekonomi yang tumbuh kuat secara berkelanjutan," cetusnya.
Menkeu kemudian mengingatkan kembali visi Indonesia Maju pada 2045, yang tentunya menuntut Indonesia untuk dapat menyiapkan negara yang lebih modern dan mobilitas tinggi melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah memandang bahwa Nusantara, calon ibu kota baru Indonesia di Kalimantan, menjadi salah satu bukti komitmen Pemerintah untuk meningkatkan pemerataan ekonomi regional yang saat ini masih terpusat di Jawa.
Nusantara diharapkan dapat menjadi lokomotif baru bagi transformasi Indonesia pada masa mendatang. Melalui Undang-Undang nomor 3 tahun 2022 yang diratifikasi pada 15 Februari 2022, Pemerintah akan membangun Nusantara dalam beberapa tahapan hingga tahun 2045.
Mengingat keterbatasan ruang fiskal, Indonesia-Singapore Business Forum menjadi relevan untuk menekankan kembali pentingnya kolaborasi antara Pemerintah dan sektor swasta, termasuk investor asal Singapura, dalam membangun Nusantara bersama-sama.
"Pemerintah juga akan hadir melalui penyediaan insentif fiskal, meliputi fasilitas yang telah ada saat ini seperti super deductions dan tax holiday, ekspansi fasilitas, serta penyediaan insentif baru yang diperlukan," tukasnya. Baca Juga: Kembalikan Kinerja Sektor Pariwisata Pascapandemi, Pemanfaatan Digitalisasi Bisa Jadi Solusinya
Sebelum forum ini, Menkeu berkesempatan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan sekaligus Deputy Prime Minister Singapura, Mr. Lawrence Wong, serta Menteri Senior Tharman Shanmugaratnam.
Menkeu juga melakukan courtesy calldengan Dr. Jeffrey Jaensubhakij, Chief Investment Officer dari Group Singapore Investment Corporation (GIC), dan dengan Mr. Ye Gang, Co-founder sekaligus Chief Operating Officer dari Sea Group pada sela-sela kehadiran beliau di Indonesia-Singapore Business Forum.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas