Deng menyebut, jika China menyerang Taiwan potensi gangguan bisa lebih buruk karena dunia bergantung pada Taiwan untuk chip yang digunakan pada kendaraan listrik dan telepon seluler.
"Gangguan pada rantai pasokan internasional, gangguan pada tatanan ekonomi internasional, dan peluang untuk tumbuh akan jauh, jauh (lebih) signifikan daripada perang saat ini," katanya dikutip Reuters dari ANTARA, Rabu (15/6/2022).
Taipei telah melaporkan tidak ada tanda-tanda serangan segera dari China tetapi Taiwan telah meningkatkan tingkat siaganya sejak perang Ukraina dimulai.
Pemerintah China mengatakan ingin "penyatuan kembali secara damai" tetapi mencadangkan "pilihan lain" untuk Taiwan, yang dianggapnya sebagai provinsi China.
Pandangan ini sangat dibantah oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis di Taipei.
Taiwan mendominasi pasar global untuk produksi chip paling canggih dan ekspornya bernilai 118 miliar dolar (sekitar Rp1.740 triliun) tahun lalu.
Deng berharap bisa menurunkan 40 persen pangsa ekspornya yang masuk ke China.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas