Seperti dilaporkan The Nation, ayam-ayam yang diberi makan mariyuana itu kemudian dimasak untuk dijadikan nasi ayam.
Komunitas peternak di Lampang telah melakukan percobaan tersebut, dan bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Chiang Mai.
Sirin Chaemthet, presiden perusahaan komunitas Peth Lanna, pada Sabtu (11/6/2022) mengonfirmasi laporan itu. Ia menjelaskan bahwa para peternak memberikan ganja lantaran ayam-ayam mereka tetap menderita bronkitis infeksius meski telah menerima suntikan antibiotik.
Sebagai respons terhadap konsumsi ganja, ayam-ayam itu dilaporkan mengembangkan kekebalan yang lebih tinggi terhadap penyakit serta cuaca buruk.
Melihat itu, komunitas memutuskan untuk menghilangkan antibiotik dan sebagai gantinya, ayam diberi makan ganja.
Membiarkan ayam mengonsumsi mariyuana memang terdengar tidak biasa. Namun, hal ini diakui bermanfaat oleh Presiden Dewan Petani Nasional, Prapat Panyachatrak. Ia mengatakan bahwa memberi ganja pada ayam bisa membantu meningkatkan nilai komersial produk ayam.
Selain itu, tambahnya, antibiotik dalam daging dan telur ayam justru membahayakan kesehatan konsumen, seperti menurunnya kekebalan dan memicu alergi.
Perusahaan telah menjual daging ayam tersebut dengan harga 100 baht (Rp42 ribu) per kg. Sementara untuk telur dihargai 6 baht (Rp2.500). Masing-masing produk 'ayam ganja' ini dijual melalui situs web Peth Lana.
Menurut Sirin, warga telah memberikan respons baik terhadap olahan nasi dari ayam yang diberi pakan ganja. Ia menambahkan bagaimana produk telah memenuhi tuntutan konsumen yang menginginkan makanan sehat dan organik.
Perusahaan pun berencana untuk menjual ayam panggang di masa depan, katanya, seperti dikutip dari Mothership hingga Straits Times.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?