Kekhawatiran pasar meningkat seiring dengan dengan inflasi AS yang naik menjadi 8,6% dan menjadi yang tertinggi sejak 1981 silam. Hal tersebut memicu Bank sentral AS untuk lebih agresif menaikkan suku bunga acuan.
"Inflasi AS yang masih belum menurun menjadi alasan bagi bank sentral AS untuk menjalankan kebijakan pengetatan moneter yang lebih agresif," pungkas pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, dilansir dari Antara, Senin, 13 Juni 2022.
Per Senin siang, rupiah terkoreksi -0,94% ke level Rp14.659 per dolar AS. Rupiah juga melemah atas dolar Australia (-0,65%), euro (-0,67%), dan poundsterling (-0,77%).
Di Asia, rupiah menjadi yang terlemah kedua setelah won (0,26%). Dengan kata lain, rupiah melemah atas baht (-0,91%), dolar Singapura (-0,82%), ringgit (-0,61%), dolar Taiwan (-0,59%), yen (-0,58%), dan yuan (-0,56%).
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Bukan Mobil atau Motor, Pria Ini Naik Babi Terobos Banjir
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?