Andani mengatakan, jika dilihat dari posisi mutasi subvarian Omicron, tampak bahwa BA.4 dan BA.5 mirip dengan BA.2. Adapun BA.2 sebelumnya tak memicu ledakan kasus di Indonesia.
"Hal ini menunjukkan bahwa risiko ledakan kasus itu kecil karena dia mirip BA.2," ujar Andani dalam sebuah diskusi daring, Ahad (12/6/2022).
Sejauh ini, kata dia, varian corona yang berhasil membuat ledakan kasus di Tanah Air adalah Delta dan Omicron asli.
Lonjakan akibat Delta terjadi pada periode usai Lebaran 2021, sedangkan Omicron asli menjadi biang kerok kenaikan kasus pada periode pascalibur Natal dan Tahun Baru 2021.
"Saya tidak yakin apakah BA.4 dan BA.5 akan mampu menimbulkan peningkatan kasus seperti Omicron di awal-awal dulu. Saya kurang terlalu yakin karena polanya mirip BA.2," kata Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand itu.
Selain itu, Andani juga menyatakan peningkatan kasus dalam beberapa waktu terakhir tak ada kaitannya dengan Omicron BA.4 dan BA.5. Untuk diketahui, kasus baru Covid-19 di Tanah Air kembali ke angka di atas 500 per hari sejak 7 Juni hingga Ahad (12/6/2022).
Di sisi lain, tercatat sudah ada delapan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali dan Jakarta per 6 Juni, yang salah satu kasus di antaranya merupakan sampel dari pasien tanggal 15 Mei.
"Kita belum melihat hubungan peningkatan kasus itu dengan penemuan BA.4 dan BA.5," ujarnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Bahlil dan Agus Kartasasmita Diduga Punya Masalah yang Mirip Airlangga Hartarto
Rocky Gerung Sebut Ucapan Selamat Jalan Luhut ke Jokowi Penanda, Penanda Apa?
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas