#Eksekusi

Paulus Tannos Tulis Surat ke Prabowo, Sukarela Balik ke Indonesia untuk Jalani Proses Hukum, Asal Adil dan Bebas Korupsi

Hukum

Paulus Tannos Tulis Surat ke Prabowo, Sukarela Balik ke Indonesia untuk Jalani Proses Hukum, Asal Adil dan Bebas Korupsi

Minggu, 20 April 2025 | 11:35 WIB
Pengamat: Seperti Uni Soviet Dulu, Israel Sedang Menuju Kehancuran

Internasional

Pengamat: Seperti Uni Soviet Dulu, Israel Sedang Menuju Kehancuran

Senin, 14 April 2025 | 08:25 WIB
7 Tanggal Lahir dengan Rezeki yang Berlimpah: Konon Alam Semesta Senantiasa Berpihak

Lifestyle

7 Tanggal Lahir dengan Rezeki yang Berlimpah: Konon Alam Semesta Senantiasa Berpihak

Sabtu, 12 April 2025 | 17:35 WIB
Prabowo Tak Sepakat Koruptor Dihukum Mati, Yusril: Beliau Mengedepankan Sisi Kemanusiaan

Hukum

Prabowo Tak Sepakat Koruptor Dihukum Mati, Yusril: Beliau Mengedepankan Sisi Kemanusiaan

Rabu, 09 April 2025 | 06:35 WIB
MBG Dinilai Tak Signifikan Mendongkrak Ekonomi, Kesimpulan Ini Disampaikan Dewan Ekonomi Nasional ke Presiden Prabowo

Nasional

MBG Dinilai Tak Signifikan Mendongkrak Ekonomi, Kesimpulan Ini Disampaikan Dewan Ekonomi Nasional ke Presiden Prabowo

Rabu, 26 Maret 2025 | 13:35 WIB
Aipda Petrus Di-dor di Mata oleh Kopda Basarsyah saat Mohon Setop Tembak AKP Lusiyanto

Nasional

Aipda Petrus Di-dor di Mata oleh Kopda Basarsyah saat Mohon Setop Tembak AKP Lusiyanto

Rabu, 26 Maret 2025 | 05:25 WIB
Penjara Koruptor di Pulau Terpencil Ide Bagus, Segera Dieksekusi Jangan Omon-omon

Hukum

Penjara Koruptor di Pulau Terpencil Ide Bagus, Segera Dieksekusi Jangan Omon-omon

Rabu, 19 Maret 2025 | 13:25 WIB
Jaksa Agung ST Burhanuddin Ngaku Ditawari Uang Rp 2 Triliun untuk Setop Perkara

Hukum

Jaksa Agung ST Burhanuddin Ngaku Ditawari Uang Rp 2 Triliun untuk Setop Perkara

Rabu, 19 Maret 2025 | 13:15 WIB
Audit Kertajati: Bandara Gagal Yang Membakar Triliunan, Saatnya Reaktivasi Husein Sastranegara!

Hukum

Audit Kertajati: Bandara Gagal Yang Membakar Triliunan, Saatnya Reaktivasi Husein Sastranegara!

Senin, 17 Maret 2025 | 15:20 WIB
Saatnya Bambang Tri Berhak Menerima Tanda Jasa Atas Pembongkaran Ijazah Palsu, dan Jokowi Layak Divonis Mati!

Nasional

Saatnya Bambang Tri Berhak Menerima Tanda Jasa Atas Pembongkaran Ijazah Palsu, dan Jokowi Layak Divonis Mati!

Senin, 17 Maret 2025 | 00:15 WIB
Belum Dinyatakan Lulus, Berani-beraninya Bahlil Pamer Gelar Doktor

Nasional

Belum Dinyatakan Lulus, Berani-beraninya Bahlil Pamer Gelar Doktor

Sabtu, 15 Maret 2025 | 20:55 WIB
Pengacara Klaim Duterte Diculik karena Dendam Politik

Internasional

Pengacara Klaim Duterte Diculik karena Dendam Politik

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:50 WIB
GEGER! Perang Baru di Arab Pecah: 1.383 Tewas, Mayat-Mayat di Jalan

Internasional

GEGER! Perang Baru di Arab Pecah: 1.383 Tewas, Mayat-Mayat di Jalan

Jumat, 14 Maret 2025 | 00:05 WIB
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!

Nasional

Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!

Kamis, 13 Maret 2025 | 16:30 WIB
Mahfud MD Bongkar Fakta Pahit Korupsi di Indonesia: Yang Ketangkap Cuma Yang Apes!

Hukum

Mahfud MD Bongkar Fakta Pahit Korupsi di Indonesia: Yang Ketangkap Cuma Yang Apes!

Kamis, 13 Maret 2025 | 15:15 WIB
Mengapa Duterte Ditangkap ICC tapi Netanyahu Masih Bebas?

Internasional

Mengapa Duterte Ditangkap ICC tapi Netanyahu Masih Bebas?

Rabu, 12 Maret 2025 | 07:05 WIB
Komisi XIII DPR Apresiasi Penyegelan dan Pembokaran Tempat Wisata di Puncak Bogor

Politik

Komisi XIII DPR Apresiasi Penyegelan dan Pembokaran Tempat Wisata di Puncak Bogor

Sabtu, 08 Maret 2025 | 12:10 WIB
TRAGIS! Matinya Menteri Korup di Dalam Penjara

Hukum

TRAGIS! Matinya Menteri Korup di Dalam Penjara

Jumat, 07 Maret 2025 | 15:35 WIB
Waspada! Modus Kempes Ban Marak Jelang Lebaran, Harta Nasabah Bank Dikuras Usai Transaksi

Nasional

Waspada! Modus Kempes Ban Marak Jelang Lebaran, Harta Nasabah Bank Dikuras Usai Transaksi

Kamis, 06 Maret 2025 | 14:45 WIB
Korupsi di BUMN Merajalela, Bossman Mardigu Usul Terapkan Hukuman Mati

Hukum

Korupsi di BUMN Merajalela, Bossman Mardigu Usul Terapkan Hukuman Mati

Rabu, 05 Maret 2025 | 19:35 WIB
Bukannya Kembalikan, Jaksa & Pengacara Tilap Rp 11,5 Miliar Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading

Hukum

Bukannya Kembalikan, Jaksa & Pengacara Tilap Rp 11,5 Miliar Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading

Senin, 03 Maret 2025 | 19:50 WIB
Mata Uang Rupiah Babak Belur, Ramalan PEPS Kurs Tembus Rp17.000/USD Semakin Nyata

Nasional

Mata Uang Rupiah Babak Belur, Ramalan PEPS Kurs Tembus Rp17.000/USD Semakin Nyata

Senin, 03 Maret 2025 | 12:35 WIB
KM 50: Jokowi Mau Lari Berapa KM?

Nasional

KM 50: Jokowi Mau Lari Berapa KM?

Jumat, 28 Februari 2025 | 23:55 WIB
Waduh! Gibran Jadi Pemateri Retret Kepala Daerah, Tapi Sepi Penanya, Kenapa?

Politik

Waduh! Gibran Jadi Pemateri Retret Kepala Daerah, Tapi Sepi Penanya, Kenapa?

Rabu, 26 Februari 2025 | 16:55 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Nasional

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:56 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

Rasamala Aritonang Diperiksa KPK sebagai Saksi Kasus Dugaan TPPU Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo
2

Daftar Pejabat di Sumut Dinonaktifkan Bobby Nasution Sepekan Terakhir
3

China Ancam Negara-negara yang Negosiasi Tarif Trump, Siapkan Aksi Balasan!
4

Dari Sespimmen Hingga Menteri Temui Jokowi, Kajian Politik Merah Putih: Pembusukan Terhadap Prabowo Oleh Geng Solo
5

Zulhas Mau Kadernya Bertarung Jadi Cawapres di Pilpres 2029, Kalau Capres Dukung Prabowo
6

Maruf Amin Yakin Tak Ada Matahari Kembar: Kalau Hatinya Bersih Tidak Ada Ancaman
7

Viral Usai Mengaku Pernah Ditegur Wapres Karena Sikat Mafia Pangan, Mentan Amran Sulaiman Beri Klarifikasi: Bukan Wapres Gibran
8

Mahfud MD Soroti Kasus Impor Gula Hanya Jerat Tom Lembong, Kuasa Hukum: Kami Juga Pertanyakan
9

Polisi Subang Hina Seniman Kini Ditahan
10

Syahganda Nainggolan: Jokowi Nggak Punya Pikiran
11

Dokter PPDS UI Rekam Mahasiswi Mandi Resmi Tersangka
12

Jokowi Dihinggapi Post Power Syndrome
13

UGM Kalau Bisa Tanggapi Pertanyaan Ini Bagus!
14

Moge Ridwan Kamil Sitaan KPK Belum Dibawa ke Jakarta
15

VIRAL Rekaman Suara Asli Hashim Djojohadikusumo Adik Kandung Prabowo Subianto