India Sukses Bikin Kapal Mata Mata China KO di Sri Lanka, Namun Masih Harap-harap Cemas di Maladewa

Saturday, 6 January 2024
India Sukses Bikin Kapal Mata Mata China KO di Sri Lanka, Namun Masih Harap-harap Cemas di Maladewa
India Sukses Bikin Kapal Mata Mata China KO di Sri Lanka, Namun Masih Harap-harap Cemas di Maladewa

polhukam.id - Upaya kerja sama India dan Sri Lanka untuk mengantisipasi kapal mata mata di China nampaknya membuahkan hasil.

India berhasil membuat kapal mata mata China tak berkutik setelah Sri Lanka menolak izin untuk masuk ke wilayah perairannya.

Akan tetapi, baik India maupun Sri Lanka tak bisa serta merta berpuas diri mengingat China masih berupaya untuk memata-matai kawasan perairan Maladewa.

Baca Juga: Thailand dan Singapura Contek Kesuksesan Indonesia dalam Mengoperasikan Jet Tempur F-16 Fighting Falcon

Dilansir polhukam.id dari laman Eurasian Times pada Sabtu, 6 Januari 2024, pemerintah Sri Lanka memberlakukan larangan seluruh kapal milik asing untuk masuk ke wilayahnya.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengantisipasi manuver China yang semakin mengerikan dalam beberapa waktu terakhir.

China dicurigai hendak menguasai kedaulatan sejumlah wilayah perairan khususnya di Asia untuk menyaingi dominasi NATO dalam kancah geopolitik dunia.

Dalam menyikapi isu ini, India nampak menjalankan "politik dua kaki" agar kedaulatannya tetap terjaga.

Di satu sisi, negara tersebut membeli sejumlah alutsista dari Rusia yang bersekutu dengan China.

Namun di sisi lain, mereka juga tak mau wilayahnya dirongrong kedaulatannya oleh China serta tak ingin mendapatkan "ancaman" dari Blok Barat.

Baca Juga: Armada Kapal Selam Timbulkan Kerugian Paling Besar Kepada Musuh Bila Berperang Melawan Indonesia

Sementara dari pihak Sri Lanka, mereka harus menanggung konsekuensi akibat kegagalan membayar utang dari China yang jumlahnya terbilang besar.

Sri Lanka diharuskan untuk menyerahkan sejumlah aset berharganya sebagai jaminan jika tak sanggup menanggungnya.

Namun hal ini mendapat pertentangan dari India karena penyerahan pelabuhan milik Sri Lanka berpotensi membuka celah bagi Negeri Tirai Bambu untuk menguasai perairan di Asia Selatan.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com

Komentar

Artikel Terkait

Terkini