POLHUKAM.ID - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bertemu dengan Presiden Akal Sehat Rocky Gerung di kawasan Senayan Park, Jakarta pada Senin (7/4/2025).
Momentum pertemuan tersebut diabadikan oleh Direktur Lembaga Kajian Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan dalam foto yang dibagikan kepada awak media pada Selasa (8/4/2025).
Dalam foto tersebut, terlibat hadir tokoh buruh Jumhur Hidayat dan Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono.
"Berlima kami menghabiskan waktu 2,5 jam, mendiskusikan nasib bangsa Indonesia ke depan, di bawah naungan pemimpin revolusioner Prabowo Subianto. Kami tidak membahas trending topic 'judi Kamboja' yang lagi menyerang Dasco. Sebab, Dasco mengatakan dirinya tidak terganggu dengan serangan personal, dia hanya ingin bicara soal yang lebih besar, yakni soal bangsa," ujar Syahganda kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).
Syahganda mengatakan, pertemuan yang berlangsung santai tersebut membahas tiga isu yang lagi hangat saat ini.
Pertama, soal kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Menurut Syahganda, Rocky Gerung mengharapkan Presiden Prabowo Subianto bisa menjadi pemimpin besar sosialis dunia, minimal di Asia untuk menggalang kekuatan dan solidaritas melawan kebijakan tarif impor Trump.
"Menurut Rocky, Prabowo dan Anwar Ibrahim, PM Malaysia, dapat menjadi duo pemimpin yang berduet membentuk solidaritas pemimpin bangsa-bangsa berkembang. Melalui kerja sama antarnegara, dampak kebijakan Trump dapat diatasi secara langsung," ungkap dia.
Dasco, kata Syahganda, mencatat usulan Rocky Gerung agar Prabowo nanti membahas tentang solidaritas Asia-Afrika pada peringatan Konferensi Asia Afrika pada April 2025 ini.
Termasuk, Dasco akan mendorong diplomasi terukur dengan AS dan segera ada penunjukan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Isu kedua yang dibahas adalah lapangan kerja. Lapangan kerja pedesaan, kata Syahganda harus meningkat setidaknya satu juta lapangan kerja baru, setelah kebijakan Prabowo membangun 80.000 koperasi desa merah putih.
Selama ini, kata dia, penyerapan tenaga kerja di pedesaan mencapai 40 juta jiwa dengan lapangan kerja tercipta 1,3 juta tahun lalu.
"Hal ini bisa dilakukan melalui industrialisasi pedesaan yang masif. Peluang circular economy dan subtitusi impor mesin-mesin pertanian dapat dilakukan selama dua tahun tatanan ekonomi yang diperkirakan terganggu oleh kebijakan Trump," ungkap dia.
Soal isu lapangan kerja, kata Syahganda, Jumhur Hidayat mengatakan Indonesia perlu melihat peluang lapangan kerja di negara lain, seperti Jepang, Australia dan Korea yang kekurangan tenaga kerja. Apalagi, kata Jumhur, lapangan kerja di dalam negeri terbatas.
"Kombinasi penciptaan lapangan kerja di pedesaan, perkotaan dan penempatan tenaga kerja di luar negeri, bisa mengurangi tekanan objektif dari kebutuhan lapangan kerja yang begitu besar saat ini. Berkurangnya pengangguran tentunya akan ikut menyelesaikan masalah 'Indonesia Gelap' dan '#Kaburajadulu'," jelas Syahganda.
Isu ketiga adalah soal demokrasi. Menurut Syahganda, Rocky Gerung mengusulkan Prabowo harus sering berdialog dengan tokoh-tokoh besar seperti Sultan Hamengkubuwono X dan Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, era Prabowo juga harus meninggalkan sekutu-sekutu yang tidak progresif.
"Dalam aliansi ideologis, Prabowo harus bersekutu juga dengan kelompok Islam strategis. Cuma Rocky menyayangkan kenapa partai-partai tidak lagi memikirkan kaderisasi Ideologis. Kelompok progresif revolusioner harus dibangun. Di pedesaan harus dibangun kaum tani progresif melalui gerakan koperasi yang massif," pungkas Syahganda.
Menurut Syahganda, setelah pertemuan Dasco langsung ke Istana, melakukan rapat dengan Presiden.
Dasco, kata dia, akan menyampaikan semua bahan diskusi tersebut kepada presiden Prabowo.
Selanjutnya Dasco berjanji pertemuan seperti ini nantinya akan dilakukan langsung dengan Presiden Prabowo.
Sumber: BeritaSatu
Artikel Terkait
Viral Pernyataan Mentan Amran Sebut Ada Pengamat Segera Dipenjara, Dianggap Musuh Negara
Simak! Rocky Gerung Beber Hal Mendasar Mengapa Keaslian Ijazah Jokowi Harus Dipersoalkan
Kata Jokowi Soal Tak Lagi Berkacamata Seperti di Ijazah: Sudah Pecah Kacamatanya
TPUA Mengaku Sudah Pernah Minta Pengadilan Tunjukkan Ijazah Jokowi, Tapi...