POLHUKAM.ID - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menilai pemerintahan saat ini yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto sudah sangat arogan ketika menanggapi kritikan yang dilakukan oleh masyarakat.
Hal ini bisa dilihat ketika Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan kata-kata "ndasmu" saat mengomentari pihak-pihak yang mengkritisi kabinetnya yang terlalu gemuk.
“Terakhir, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Maruli Simanjuntak mengeluarkan kata-kata "otak-otak kampungan" ketika menanggapi pihak-pihak yang mengkuatirkan kembalinya dwi fungsi ABRI pada pemerintahan Prabowo,” ujar Fernando kepada Harian Terbit, Minggu, 16 Maret 2025.
“Tentu pernyataan-pernyataan tersebut semakin membuat semakin yakin terhadap kembalinya dwi fungsi ABRI dan pemerintah otoriter seperti pada masa Orde Baru,” imbuhnya.
Fernando memaparkan, sikap arogan yang diperlihatkan pemerintah tentu akan semakin membuat masyarakat bersatu dan bergerak melakukan perlawanan terhadap kembalinya dwi fungsi ABRI dan pemerintahan otoriter seperti Orde Baru. Sikap pemerintah tersebut bisa memantik masyarakat atau rakyat bergerak turun ke jalan menggelar aksi.
“Saya juga merasa aneh kepada pemerintahan saat ini yang begitu gigihnya memperjuangkan sosok Teddy Indra Wijaya sampai harus merubah posisi Sekretaris Kabinet (Seskab) yang selama ini setingkat menteri menjadi setingkat eselon dua,” jelasnya.
Fernando menyebut dengan perubahan posisi Seskab yang selama ini setingkat menteri menjadi setingkat eselon dua maka akan membuat semakin lucu tata pemerintahan Prabowo yang menempatkan Seskab dibawah Sekretaris Militer (Sesmil) Presiden. Seharusnya sekretaris militer mengurusi tugas tentang militer bukan tentang kabinet seperti yang dijelaskan oleh Maruli Simanjuntak bahwa posisi Teddy sebagai Seskab dibawa Sesmil.
“Semakin menunjukkan arogansi dan ugal-ugalan gaya kepemimpinan pemerintahan saat ini,” tegasnya.
Fernando pun menilai dengan sikap pemerintah tersebut maka sangat wajar saja membuat defisit APBN sampai Rp. 31,2 triliun. Hal tersebut terjadi karena memimpin dengan cara ugal-ugalan dengan membentuk pemerintahan yang gemuk dan tidak mau dikoreksi atau dikritik.
“Akibat dari pemerintahan yang arogan dan ugal-ugalan membuat masyarakat menjadi was-was dan membuat akan melawan,” paparnya.
“Semoga saja Prabowo Subianto segera sadar sebelum rakyat bergerak melengserkannya dari kursi Presiden,” lanjutnya
Sumber: harianterbit
Artikel Terkait
Sri Mulyani Diisukan Mundur, Golkar: Terserah Presiden Saja
Jokowi Sedang Merasa Tertekan
Jadi Sorotan! Draf RUU KUHAP Sebut Jaksa Tak Bisa Usut Korupsi
Minta Stop Serang Jokowi, Projo: Bukan Tak Mungkin Jokowi Akan Hancurkan PDIP!