Jadi Sorotan! Teddy Sudah Letkol, Lettingnya Lulusan Terbaik Akmil 2011 Masih Berpangkat Kapten

- Jumat, 14 Maret 2025 | 16:20 WIB
Jadi Sorotan! Teddy Sudah Letkol, Lettingnya Lulusan Terbaik Akmil 2011 Masih Berpangkat Kapten




POLHUKAM.ID - Kenaikan pangkat Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjadi Letnan Kolonel menuai perbincangan di media sosial.


Pegiat medsos Ferizandra membandingkan karier Teddy dengan Hendrik Pardamean Hutagalung, lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 2011 dan penerima penghargaan Adhi Makayasa.


Ferizandra menyoroti sederet prestasi Hendrik, termasuk pendidikan di Jurusan Teknik Sipil UGM, program S2 Strategic Studies di Australian National University (ANU), serta keberhasilannya meraih penghargaan dalam Engineer Captain Career Course (ECCC) di Fort Leonard Wood, Amerika Serikat.


Hendrik juga merupakan peraih Pedang Tri Sakti Wiratama, yang diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat pelantikan Akmil 2011.


Meskipun memiliki rekam jejak akademik dan prestasi yang gemilang, Hendrik hingga kini masih berpangkat Kapten, sementara Teddy Indra Wijaya telah berpangkat Letnan Kolonel.


"Saat ini Hendrik masih berpangkat Kapten, sedangkan Teddy udah naik pangkat jadi Letnan Kolonel," tandasnya.


Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menanggapi polemik terkait Letkol Inf Teddy Indra Wijaya, yang ditunjuk sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab).


Maruli menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan kewenangan Panglima TNI dan dirinya sebagai KSAD.


"Ngomongin tentang Letkol Teddy, itu kan kewenangan Panglima, kewenangan saya," ujar Maruli.


Dikatakan Maruli, jika Presiden telah mempertimbangkan seseorang mampu membantu dan mengoordinasikan tugas tertentu, maka pemberian pangkat lebih tinggi bukanlah suatu masalah.


"Ada orang yang sudah dianggap oleh Presiden bisa membantu, mengkoordinasikan, kita kasih pangkat lebih tinggi. Apa masalahnya?" tegasnya.


Maruli juga menyinggung soal pengalaman penugasan di Papua yang sering dijadikan argumen dalam polemik ini.


Ia mengungkapkan bahwa hanya sebagian kecil prajurit yang benar-benar terlibat dalam pertempuran di Papua.


"Penugasan Papua yang bertempur betul itu mungkin gak nyampe 5 persen. Yang lain di Papua pinggiran, saya tahu persis," jelasnya.


Lebih lanjut, ia menantang pihak-pihak yang mempertanyakan kenaikan pangkat Letkol Teddy dengan alasan senioritas atau pengalaman tempur.


"Jadi yang ribut-ribut kalau misalnya betul ada tentara yang komplain kenapa ini duluan, dia yang bertempur gak ada yang naik, saya pengen tahu orangnya siapa. Betul gak dia pernah bertempur, cek betul, pernah perang gak dia?" katanya.


Maruli bahkan menyindir bahwa mereka yang paling vokal dalam protes sering kali bukan orang-orang yang memiliki pengalaman tempur nyata.


"Biasanya yang gak pernah perang itu bacotnya terlalu banyak," kuncinya.


Sumber: Fajar

Komentar