[ANALISIS] Apa Maksud Jokowi Bikin Partai Super Tbk?

- Senin, 10 Maret 2025 | 12:35 WIB
[ANALISIS] Apa Maksud Jokowi Bikin Partai Super Tbk?




POLHUKAM.ID - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung rencananya untuk mendirikan Partai 'Super Terbuka (Tbk)' usai dirinya tak lagi menjadi presiden RI dan dipecat sebagai kader PDIP.


Jokowi menjelaskan maksud dari Partai Super Tbk adalah partai yang dimiliki semua anggota. 


Partai ini, lanjutnya juga mempunyai konsep pemilihan ketua umum dilakukan secara terbuka.


"Partai yang terbuka, yang super terbuka yang nanti pemilihan ketuanya juga dilakukan secara terbuka oleh seluruh anggotanya. Partai milik bersama," kata Jokowi saat ditemui awak media di kediamannya di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.


Rencana pembentukan partai ini pun diakui oleh Ketua Umum relawan Projo Budi Arie Setiadi. 


Bahkan, Budi sempat membahas pembentukan partai baru 'Super Tbk' dengan Jokowi ketika bertemu di Jakarta pada medio Februari lalu.


Meski begitu, Budi enggan menjawab lebih rinci soal rencana pembentukan partai baru tersebut ketika ditanyakan lihat jauh.


"Partai 'Super Tbk', ya sudah terjemahin saja. Partai dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat," kata Budi ketika ditanya apakah membahas partai baru atau tidak saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/2).


Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menganggap rencana Jokowi membentuk Partai 'Super Tbk' sebagai penegasan Jokowi ingin tetap berpolitik dan memiliki pengaruh usai tak lagi menjabat sebagai presiden.


"Secara personal ide partai super tbk ini menegaskan bahwa Jokowi akan terus berpolitik baik atas nama pribadi atau institusi (partai)," kata Agung, Senin (10/3).


Agung mengatakan secara elektoral, Jokowi pasti ingin memelihara kapasitas dan sumber daya politiknya di orbit strategis kekuasaan. Terlebih, beberapa anggota keluarga masih aktif berpolitik sampai saat ini. 


Melalui partai ini pula, lanjut Agung, Jokowi tetap bisa menjaga eksistensi keluarganya di kancah politik Indonesia ke depannya.


Anggota keluarga Jokowi yang masih aktif berpolitik di antaranya anak pertamanya, Gibran Rakabuming yang menjabat sebagai wakil presiden. 


Kemudian menantunya Bobby Nasution yang menjabat sebagai gubernur Sumatera Utara dan anak terakhirnya Kaesang Pangarep yang menjabat Ketua Umum PSI.


"Setidaknya, bila Jokowi memiliki basis yang kuat, dengan sendirinya Keluarga Solo akan terjaga," kata dia.


Di sisi lain, Agung mengatakan ide pembentukan Partai Super Tbk ini turut mengafirmasi kedekatan Jokowi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 


PSI, lanjutnya, kerap selama ini membawa-bawa nama Jokowi dengan slogannya 'Jokowisme'.


Ia pun menduga Jokowi berpeluang mengkooptasi PSI sebagai partainya ke depannya.


"Walaupun tidak menutup kemungkinan bila ada partai di luar PSI mengadopsi narasi yang sama, maka Jokowi akan berpeluang bergabung juga," kata Agung.


Senada dengan Agung, peneliti politik di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati menganggap tokoh politik jika ingin eksis harus berpartai untuk tetap menjaga kekuasaannya. 


Sebab, parpol merupakan sarana untuk melakukan agregasi dan artikulasi kepentingan di pemerintahan.


"Kan seseorang itu harus berpartai kan kalau ingin tetap eksis dalam politik. Artinya kalau misalnya belum ada kendaraan politik itu ya agak susah untuk bisa menembus ke pemerintahan," kata Wasis.


Wasis mengatakan Jokowi masih memiliki pelbagai modal politik untuk mendirikan partai.


Modal itu, kata Wasis, di antaranya mesin jaringan relawan yang masih aktif sampai saat ini.


Kemudian, ia melihat sosok Jokowi juga masih menjadi primadona lantaran banyak warga yang masih berkunjung ke kediamannya di Solo. 


Tak hanya itu, Wasis juga melihat Jokowi masih memiliki modal anak dan menantunya masih berada di dalam pucuk pemerintahan dan parpol.


"Yang kita bisa garis bawahi modal itu ada, modal secara kualitas, modal secara jaringan Itu ada," kata Wasis.


Selain itu, Wasis menilai Jokowi ingin menjadi pembeda dengan partai-partai lain yang sudah eksis melalui pembentukan Partai Super Terbuka ini. 


Partai Super Terbuka ala Jokowi memiliki ide bakal menjadi partai inklusif dan terbuka bagi semua orang untuk bisa masuk.


Bagi Wasis, ide Jokowi ini menjadi kritik dan antitesis terhadap parpol lain yang sudah berkembang menjadi partai politik personal dan milik faksi tertentu saja.


"Figurnya itu sekaligus partainya. Artinya lebih besar figurnya daripada partainya seperti itu. Kemunculan partai-partai personal selama ini yang identik dengan figur atau faksi tertentu. Jadi saya pikir dengan cerita-cerita partai terbuka ini kurang lebih ingin membalik stigma seperti itu," kata dia.


Meski demikian, Wasis mengatakan semangat 'terbuka' yang ditonjolkan Jokowi dalam rencana pembentukan partai ini harus di lihat dari sisi pembiayaan partai. 


Apabila pembiayaannya masih dikuasai satu figur atau kelompok tertentu saja, maka bisa dikatakan partai ini tidak memiliki semangat terbuka.


Baginya, partai terbuka akan terwujud bila pembiayaan partai dibiayai oleh para kader-kadernya dan tak ada 'investor tunggal'.


"Nah ini yang menjadi semacam dilema untuk menjadi sebuah partai terbuka ya. Kalau kita lihat pembiayaan ini kan yang selalu menjadi faktor krusial sebuah partai untuk eksis secara kontinu," kata Wasis.


Sumber: CNN

Komentar

Terpopuler