POLHUKAM.ID - Politisi PSI, Ade Armando, mengungkapkan pandangannya terkait aksi demonstrasi bertajuk 'Indonesia Gelap' yang belakangan menjadi sorotan publik.
Ade mengaku awalnya skeptis terhadap gerakan tersebut, bahkan sempat menduga adanya keterlibatan pihak-pihak tertentu di balik aksi massa tersebut.
"Saya tadinya termasuk yang agak skeptis nih gerakan Indonesia Gelap. Saya menganggap nih apaan sih, ada tadi semacam yang dikatakan ini orang bayaran gak sih?" tuding Ade saat hadir dalam diskusi Indonesia Lawyers Clubs, kemarin.
Salah satu hal yang mengganggunya adalah tuntutan dalam aksi tersebut, yang menurutnya terkesan kurang relevan dan tidak jelas arah perjuangannya.
"Misalnya satu contoh nih, yang menganggu saya, hal pertama, mudah-mudahan Satria (mahasiswa yang ikut dalam diskusi) terlibat sejak awal. Itu gugatannya agak beda sama yang 13 (tuntutan)," sebutnya.
Ia menyoroti salah satu poin tuntutan yang meminta agar Presiden Jokowi diadili.
"Karena pertama saya ingat sekali, ada enam atau tujuh gugatan. Salah satunya adalah adili Jokowi," Ade menuturkan.
"Ini yang membuat saya, nih apa urusannya sih tiba-tiba meminta pemerintah adili Jokowi," tambahnya.
Selain itu, Ade juga menilai gerakan ini terkesan dilakukan secara terburu-buru.
"Tapi kalau sekarang saya menduga bahwa anda ketika melakukan gerakan ini sebetulnya agak terburu-buru," jelasnya.
Bahkan memunculkan spekulasi bahwa aksi turun ke jalan itu berkaitan dengan pidato yang disampaikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada peringatan hari ulang tahun partainya.
"Bahkan sebagian orang menduga anda turun ke lapangan kemarin kalau gak salah sehari sesudah Prabowo bikin pidato di HUTnya," tandasnya.
TAGS
Sebelumnya diberitakan, ratusan massa aksi terus menyuarakan bentuk protesnya hingga Jumat (21/2/2025).
Kali ini, ratusan mahasiswa itu tergabung dari sejumlah kampus, seperti UNM, Unismuh, UMI, UNIBOS, STIEM Bongaya, UINAM, hingga Universitas Sawerigading.
Mereka bersatu menyeruduk kantor DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, pada Jumat (21/2/2025).
Meminta agar para wakil rakyat bisa menjadi penyambung lidah mereka ke pusat.
Aksi ini masih dalam rangka protes terhadap efisiensi yang ditetapkan Presiden Prabowo hingga melahirkan tagar #IndonesiaGelap.
Pantauan di lokasi, massa aksi tidak hanya bakar ban dan memblokir Jalan, mereka juga membawa beberapa spanduk bertuliskan kalimat-kalimat sindiran kepada pemerintah.
"Indonesia darurat keadilan."
"Adili oligarki, salah guna kuasa."
"Aliansi mahasiswa Makassar menolak dominuslitis."
"Singkat saja, Indonesia gelap. Paham!"
"Adili Jokowi."
"Perjuangan kita tidak boleh berhenti sampai di sini saja, kami minta pihak Kepolisian jangan mengintervensi gerakan kami," teriak salah satu orator.
Ketegangan sempat terjadi ketika massa aksi dari sejumlah kampus itu mencoba memaksakan diri masuk ke halaman gedung DPRD Sulsel.
Bukan hanya menggedor-gedor, mereka juga melempar botol, bambu, hingga batu, ke arah gerbang gedung DPRD Sulsel.
"Buka, buka, buka, buka pintunya, buka pintunya," teriak massa aksi.
Tampak puluhan aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar terus melakukan penjagaan ketat agar massa aksi tidak merobohkan pintu gerbang DPRD Sulsel.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Profil Danantara yang Diresmikan Prabowo Besok: Ditolak di Indonesia, Diterima di Negeri Jiran
Larangan Retret Sinyal PDIP Oposisi 100 Persen di Pemerintahan Prabowo Subianto
Absen Retreat, Kepala Daerah PDIP Pertegas Petugas Partai
VIRAL Video Parodi Rocky Gerung Jalan-Jalan ke IKN: Ini Kota atau Prank Nasional?