POLHUKAM.ID - Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyoroti pesan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden Prabowo Subianto.
Ada satu pesan sekaligus prinsip yang disampaikan oleh SBY ke Presiden Prabowo yang menjabat saat ini.
SBY menegaskan, pada prinsipnya, dirinya menghormati posisi Prabowo sebagai presiden dan sebaliknya.
Namun pada intinya, SBY menegaskan tidak ada dualisme kepemimpinan di Indonesia.
“Saya menghormati beliau, dan beliau hormati saya, dan falsafah saya, di Indonesia hanya ada satu matahari, pak prabowo tak boleh ada matahari kembar,” tegas SBY dalam pesannya itu.
Pesan inilah yang kemudian disorot oleh Adi Prayitno dicuitan akun media sosial X pribadinya.
Ia mempertanyakan terkait siapa yang dimaksud dengan matahari kembar dalam pesan SBY itu.
“Wah..siapakah itu yang mau jadi matahari kembar ya Pak?,” tulisnya dikutip Kamis (13/2/2025).
“Kita-kita yang awam politik begini gelap gulita ndak tau apa-apa soal politik tingkat tinggi begitu,” ujarnya.
Dari pesan tersebut, banyak yang menghubungkan matahari kembar yang dimaksud mengarah ke mantan Presiden sebelumnya, Jokowi Widodo.
Jokowi disebut-sebut masih memberikan andil di Pemerintah Presiden Prabowo Subianto saat ini.
Adi Prayitno pun kembali menyindir terkait hal ini, dengan menyebut Presiden yang terpilih adalah satu-satunya matahari.
“Bukannya dalam sistem presidensil itu, presiden terpilih adalah satu-satunya matahari republik ya :),” tuturnya.
👇👇
Wah..siapakah itu yang mau jadi matahari kembar ya Pak? Kita-kita yang awam politik begini gelap gulita ndak tau apa-apa soal politik tingkat tinggi begitu.
— Adi Prayitno (@Adiprayitno_20) February 12, 2025
Bukannya dalam sistem presidensil itu, presiden terpilih adalah satu-satunya matahari republik ya :) pic.twitter.com/Ww230mWzUc
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Survei LSI Soal Hasto Pengalihan Kasus Keluarga Jokowi
Pasukan Baret Merah Kawal Praperadilan Hasto, tapi Bukan Kopassus
Wamenhan Nilai Deddy Corbuzier Master Media Sosial: Kami Butuh Sosok Itu
Pegang Prinsip Zero Enemy, Prabowo-Jokowi Sulit Dipisahkan