Dia meminta agar menteri yang tidak fokus kerjanya untuk mundur dari kabinet Jokowi. Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menyebut dua penyebab mengapa mereka harus mundur.
"Pertama, menteri yang bersangkutan sudah tidak akan fokus lagi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (tupoksi, red)," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Jumat (13/5/2022).
Menurutnya, hal itu akan memengaruhi kinerja sang menteri. Sebab, semua menteri harus fokus melaksanakan tupoksi.
"Oleh karena itu, masuk akal kalau kinerja para menteri diragukan bila mereka ikut kampanye," lanjutnya.
Dia menambahkan rakyat akan keberatan jika menteri bekerja tidak fokus pada tupoksinya. "Karena menteri digaji dari uang rakyat," tegasnya.
Kedua, para menteri akan sulit memisahkan penggunaan dana dan fasilitas yang dipakai sang menteri saat kampanye.
"Apakah selama kampanye mereka menggunakan dana dan fasilitas kementerian, pribadi atau partai politiknya?" tuturnya.
Dia juga menyebut para menteri akan sulit memisahkan anggaran yang digunakan untuk biaya akomodasi saat berkampanye di suatu tempat.
"Tentu hal ini akan merugikan negara bila anggarannya diambil dari kementeriannya," ungkap Jamiluddin.
Dia menambahkan dua hal itu sulit diatasi para menteri yang teridentifikasi kampanye karena sepantasnya menteri yang bersangkutan mengundurkan diri.
"Kalau menteri tersebut tidak mengundurkan diri, seharusnya Presiden Jokowi yang hentikan," tuturnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
JANGGAL! Selain Ijazah, Skripsi Jokowi Ternyata Berbeda Dengan Teman Seangkatan, Kok Bisa?
VIRAL Beredar Pengumuman di Koran KR Tahun 1980 Jokowi Diterima Fakultas Kehutanan UGM
Wapres Gibran Diduga Lindungi Mafia Beras
Banyak Menteri Gagal Paham Arah, Prabowo Didorong Reshuffle Kabinet Secara Radikal!