Temuan itu merupakan hasil riset IPO saat melakukan penelitian hybrid secara tatap muka sebanyak 1.200 responden. Namun, dari temuan dengan pertanyaan terbuka itu, nama Joko Widodo justru memuncaki keterpilihan paling tinggi.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan pihaknya mengajukan pertanyaan secara terbuka tanpa lembar jawaban kepada responden.
Pertanyaannya apabila hari ini dilaksanakan Pilpres, maka nama Joko Widodo paling banyak dipilih responden sebagai presiden.
"Joko Widodo 12,7 persen," kata dia saat merilis hasil survei nasional bertajuk Persepsi Publik atas Konstelasi Politik Nasional dan Pemilihan Presiden 2024.
Selanjutnya, posisi kedua diduduki Prabowo Subianto dengan raihan 10,4 persen. Disusul Anies Baswedan (10,1 persen), Ganjar Pranowo (7,6 persen), Jusuf Kalla (4,3 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (3,6 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (2,9 persen), dan Sandiaga Uno (1,9 persen).
IPO juga menemukan 1,8 persen responden menginginkan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden.
Lalu disusul Dedi Mulyadi (1,2 persen), Susi Pudjiastuti (0,9 persen), Tri Rismaharini (0,8 persen), Puan Maharani (0,7 persen), dan Ridwan Kamil (0,4 persen).
Survei yang dilakukan IPO dilaksanakan pada 23-28 Mei 2022 dengan teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon.
Data telepon merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei pada 2019-2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga diambil secara acak sejumlah 720 responden.
Dengan demikian total keseluruhan sebanyak 1.200 responden. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Pengaturan pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS).
Survei ini berhasil mengambil representasi sampel yang tersebar proporsional dalam skala nasional. Dengan teknik ini setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden.
Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sampel dan pengujian metode prariset.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!