"Gagasan Partai NasDem untuk menyelenggarakan Rakernas pada medio Juni ini, bukan hanya sekedar menjaring calon presiden. Tapi kami ingin mencari formula bagaimana menyatukan kembali bangsa yang sudah terbelah dua (stand off) secara sangat fatal ini," kata Ketua DPP NasDem, Teuku Taufiqulhadi kepada wartawan, Kamis (2/6/2022).
Taufiqulhadi mengatakan, pihaknya dalam Rakernas nanti akan mendiskusikan lebih jauh ikhwal bangsa yang sedang dirundung saling ketidakpercayaan saat ini. Selain itu, hal lain yang akan dipertimbangkan juga masukan-masukan parpol-parpol lain.
"Masukan seperti dari pimpinan Partai Gerindra, Golkar, PKS, PAN, PPP, Demokrat kepada pimpinan NasDem menjadi sangat signifikan dalam kaitan ini," tuturnya.
Taufiqulhadi menyampaikan, kini bangsa kita sedang mengalami pembelahan hebat akibat pilpres yang lalu. Pembelahan itu, kata dia, sudah sampai ke tingkat sangat mengkhawatirkan karena sudah ke tahap menanggap pihak berseberangan dalam politik tidak pantas lagi dianggap manusia.
"Tapi pantas mereka dianggap binatang seperti yang satu menyebut pihak lain "cebong", dan lainnya mencap "kadrun" (kadal gurun) kepada sejawat satu bangsanya. Seharusnya, dalam kehidupan kebangsaan, pilihan politik suatu pihak harus dilihat secara wajar dan tidak boleh menjatuhkan derajat saudara sebanganya hingga ke tahap binatang," tuturnya.
Untuk itu, menurutnya, isu pembelahan tersebut sangat serius. Digelarmya Rakernas juga untuk menghadirkan formula untuk mengikis persoalan bangsa tersebut.
"Karena itu pula nanti, kami akan menjaring calon presiden RI ke depan dalam semangat keikhlasan mencari furmula untuk menyelesaikan persolan pembelahan bangsa ini," tandasnya.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!