POLHUKAM.ID -Pernyataan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang meminta buruh tidak selalu menuntut kenaikan gaji dinilai realistis.
Sebab fakta di lapangan, kenaikan gaji secara terus-menerus akan mencekik perusahaan, dampak buruknya juga akan berimbas kepada pekerja.
"Ini juga yang menyebabkan perusahaan pindah ke negara lain sehingga merugikan perekonomian Indonesia. Bukan hanya pengusaha yang rugi, buruh juga rugi," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, Jumat (10/11).
Tingginya upah pekerja kerap membuat perusahaan memangkas sumber daya manusia. Sebab pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi pengeluaran untuk gaji pekerja.
Akhirnya yang paling terdampak adalah pekerja itu sendiri. Demi efisiensi, perusahaan lantas mengalihkan beban pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dua orang, dipaksa hanya satu pekerja.
"Ini adalah fakta yang dilihat Pak Prabowo, beliau ingin menyampaikan sesuatu sesuai kondisi di lapangan, jangan sampai buruh dan pengusaha menjadi korban," sambungnya.
Di sisi lain, Partai Garuda sepakat dengan Prabowo soal nasib buruh. Menurutnya, saat ini pemerintah sudah banyak menggelontorkan program kesejahteraan, termasuk adanya subsidi.
Alasan kedua adalah, karena program kesejahteraan masyarakat dari pemerintah sendiri sudah banyak. Dan dinilai cukup untuk menyejahterakan para buruh.
"Sudah banyak program pemerintah yang digelontorkan untuk membantu masyarakat. Jadi, jangan sampai terjadi penyesalan," tandasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Prabowo Sebut Ciri Negara Gagal Dilihat dari TNI dan Polisinya, Kok Bisa?
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara