Kendati belum ada nama capres, namun Paloh menegaskan NasDem tentu mendukung pasangan yang paling baik menurut versi masyarakat Indonesia dan partai politik yang mengusung.
"Pada suatu titik, kita tidak bisa tidak, kita harus memutuskan. Bukan memilih the best among the worst, tapi bagaimana memilih yang terbaik dari yang terbaik," katanya dalam sebuah diskusi bersama para pimpinan redaksi media massa, di Jakarta, Rabu (25/5/2022).
Sudah menjadi rahasia umum, sejauh ini sejumlah Partai Politik sudah terang - terangan mendeklarasikan calon Presiden yang akan diusung hajatan lima tahunan itu, seperti yang dilakukan Gerindra yang sudah solid menyatakan sikap untuk mendukung ketua umumnya Prabowo Subianto.
Sementara itu PDI Perjuangan masih terjadi polemik di internal partai karena matahari kembar, muncul nama Ganjar Pranowo dan Puan Maharani yang membuat kader partai besutan Megawati Soekarnoputri itu terbelah menjadi dua bagian, tim Ganjar dan tim Puan.
Paloh sendiri mengaku tidak terlalu bermasalah jika sejumlah parpol telah memutuskan nama capresnya, intinya kata dia siapa pun yang diusung Parpol dan jagoannya mesti menjaga persatuan di bangsa ini saat hajatan Pilpres dimulai, jangan sampai masyarakat menjadi terbelah sebagaimana yang terjadi pada Pilpres sebelumnya yang melahirkan kelompok ‘cebong-kampret’
"Perkara dia memilih si A, saya memilih B, tidak ada masalah, kan ini semangatnya persatuan,” tegas Paloh.
Untuk merawat persatuan saat hajatan Pilpres 2024 dimulai, Paloh mengaku ingin mempersatukan pemikiran semua parpol yang ikut dalam pentas Pilpres kali ini.
Termasuk merangkul beberapa nama kandidat yang saat ini berada di luar partai politik seperti Anies Baswedan yang selama dikabarkan sudah mulai dilirik NasDem. Namun kata dia, untuk merangkul nama-nama di luar Parpol jelas tergantung situasi dan kondisi.
“Tergantung. Anies mau kalau kita Nggak mau gimana? Saya tidak mengambil posisi yes or no dalam pengertian untuk menyatukan kebersamaan kita, tapi prinsip prinsip idealistik mana yang lazim dengan pemikiran bahasa hati dan akal sehat itu harus tetap terjaga,” tandasnya.
Sumber: populis.id
Artikel Terkait
Try Sutrisno Sayangkan Sikap Jokowi Paksakan Gibran Jadi Wapres
Ungkap Gelar Jokowi Berubah-Ubah, Profesor LIPI: Saya Terkaget-Kaget dan Bengong!
Kajian Politik Merah Putih: Prabowo Lebih Takut ke Jokowi Daripada Jalankan Sapta Marga TNI!
Di Forum Purn TNI, Jend Purn Tyasno Sudarto: Pemimpin Sekarang Kimunajat, Revolusi Adalah Jawaban!