POLHUKAM.ID -Dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjaga marwah sebagai lembaga antirasuah ditunjukkan puluhan aktivis Jawa Barat. Melalui sebuah diskusi yang digelar di Kota Bandung, para aktivis ini menduga ada skenario yang dirancang Syahrul Yasin Limpo untuk melemahkan KPK usai ditetapkan sebagai tersangka.
Saat ini KPK tengah menjadi sorotan publik terkait isu miring yang menyebut ada permintaan uang senilai 1 miliar dolar Singapura dari Ketua KPK kepada Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebagai uang tutup mulut.
Direktur Jabar Watch, Rif'at Sofwat mengatakan, tindakan korupsi adalah sebuah pembunuhan manusia, dan KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi harus diperkuat.
"Sejauh ini KPK hanya berperan dalam mengusut kasus-kasus kecil. Jangan sampai orang-orang mati gara-gara korupsi, karena korupsi membunuh banyak harapan dan mimpi anak bangsa," ujarnya, diwartakan Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (10/10).
Rif'at menambahkan, saat ini ada beberapa pihak yang ingin membuat otoritas KPK menjadi lemah. Menurutnya, SYL adalah salah satu pihak yang ingin menghancurkan marwah KPK.
"Kita menduga skenario Syahrul Yasin Limpo adalah akal-akalannya saja. Skenario itu ibaratnya maling teriak maling. Yang jelas tujuannya hanya ingin melemahkan KPK dalam mengusut kasus korupsi," tambahnya.
Dalam diskusi tersebut, Riung Aktivis Jabar mengajak masyarakat untuk terus mendukung dan mengawal KPK dalam menjalankan tugas-tugasnya memberantas korupsi di Indonesia.
"Kami Riung Aktivis Jabar menyatakan akan selalu mendukung lembaga KPK dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kami juga mengajak masyarakat untuk selalu mendukung KPK dalam memberantas korupsi di Indonesia," pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!