"Pertama, Cak Imin enggak mau gabung KIB. Kedua, elektabilitas AH dan Cak Imin sama-sama tak signifikan," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno dilansir dari AKURAT.CO, Kamis (26/5/2022).
Adi menyebutkan, akan menjadi sulit jika PKB memberikan syarat pengusungan Capres, tetapi belum bergabung dengan KIB. Sebab, menurutnya, dalam politik itu tak bagus ada perasaan superior.
"Belum apa-apa Cak Imin sudah minta Capres sebagai syarat gabung KIB. Itu artinya, Cak Imin merasa lebih besar dari KIB dan Airlangga," ucapnya.
Adi berpandangan, Airlangga cocok dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maupun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Cocok dengan siapapun. Terutama dengan yang dapat tiket. Percuma kalau calon pasangannya tak dapat tiket maju," sambungnya.
"Tergantung elektabilitas di akhir. Pemilu masih dua tahun lagi. Kalau masih rendah (elektabilitasnya), cocok Cawapres. Kalau naik cocok Capres. Enggak bisa hitam putih dari sekarang. Masih serba mungkin (berunah)," pungkasnya.
Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid berkeyakinan partainya akan bisa memimpin poros baru di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Sangat mungkin, sangat mungkin karena PKB partai tengah. Artinya masih ada partai tengah lain misalkan NasDem," kata Jazilul saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/5/2022). []
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Gibran Siapkan Jembatan Politik Buat Lawan Prabowo di 2029
MIRIS! Indonesia Surganya Rangkap Jabatan, 2 Pejabat BI Tak Malu Jadi Komisaris Bank BUMN
Tak Terima Jokowi Disalahkan soal Mobil Esemka, Si Inisiator Pasang Badan: Ayo Debat dengan Saya!
Jokowi soal Tudingan Ijazah Palsu: Jangan Saya yang Disuruh Membuktikan