POLHUKAM.ID - Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U-20 dipandang sebagai salah pemicu Presiden Joko Widodo tidak sepenuhnya mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.
Terlebih, secara politik Ganjar sudah menjadi bagian dari kepentingan Megawati Soekarnoputri dan PDIP. Sementara Jokowi, tentu memiliki kepentingan tersendiri pasca lengser dan itu sulit diakomodasi oleh Ganjar kelak.
"Perang dingin politik sepertinya sulit dipungkiri telah terjadi antara Megawati dengan Jokowi," kata Direktur Lanskap Politik Indonesia (LPI) Andi Yusran saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/9).
Dia mengamati, skenario yang disusun Jokowi dirusak Ganjar. Sehingga, wajar jika Jokowi terkesan saat ini bermain dua kaki.
Indikasi Jokowi main dua kali, kata dia, ketika putranya, Kaesang Pangarep memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Paling mutakhir tidak sejalannya lagi Megawati dengan Jokowi, diperlihatkan ketika Jokowi sepertinya merestui Kaesang menjadi kader partai lain, sesuatu yang 'diharamkan' oleh PDIP," tandas Andi Yusran.
Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sabtu (23/9), setelah menerima Kartu Tanda Anggota (KTA).
KTA PSI tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum PSI, Giring Ganesha di kediaman Presiden Joko Widodo di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!