POLHUKAM.ID - Empat partai politik koalisi pemerintah resmi mendukung Capres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Prabowo Subianto.
Menyikapi itu, analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Dedi Kurnia Syah, berpendapat, PDIP bisa saja gabung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), tapi riskan bagi elektabilitas partai banteng moncong putih itu.
“Itu lebih baik, tetapi berat menawarkan diri gabung KPP, PDIP bisa kehilangan suara,” katanya, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (13/8).
Menurutnya, yang paling memungkinkan pindah koalisi ke KPP adalah PPP. Tapi peluangnya kecil, karena sudah mesra bersama PDIP.
Dedi juga menilai, jika PDIP bergabung dengan KPP, pasti akan merusak suara PDIP dan PKS. Seperti diketahui, kedua partai itu kerap bertolak belakang.
“Jadi cukup pelik, sulit menggabungkan PKS dengan PDIP, termasuk psikologi pemilih. Gabungnya PDIP ke KPP justru bisa merusak suara di kedua belah pihak,” pungkasnya.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Jokowi Beri Arahan ke Peserta Sespimmen Polri Perkuat Dugaan Parcok
Jokowi Beri Arahan ke Peserta Sespimmen Polri Dinilai Berisiko Konflik Kekuasaan
Arahan Jokowi ke Sespimmen Polri Merusak Tatanan Hukum
Sesudah Menteri dan Sespimmen Polri Sowan ke Jokowi di Solo, Dugaan Matahari Kembar Makin Jelas Terlihat!