POLHUKAM.ID - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Gus Imin, menegaskan bahwa kritik merupakan elemen penting dalam demokrasi. Dalam kerangka demokrasi, partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan.
"Kritik itu vitamin. Kritik itu kenikmatan. Kritik itu vitamin untuk kemajuan bangsa," kata Gus Imin ditengah acara Deklarasi Ngarojong Gus Muhaimin Presiden 2024 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/8/2023).
Gus Imin juga mengingatkan para pejabat negara untuk tidak menolak atau melawan kritik yang diutarakan oleh masyarakat.
Ia mengambil contoh sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merespon dengan santai kritik tajam yang dilontarkan oleh Rocky Gerung, dan bahkan menganggapnya sebagai masalah kecil.
"Saya hormat dengan Pak Jokowi yang menyikapi kritik dengan tenang dan santai dan lebih memilih untuk fokus bekerja," tuturnya.
Selain itu, Wakil Ketua DPR RI ini juga mengimbau para pendukung Presiden Jokowi untuk tidak bereaksi berlebihan dan tetap tenang, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Presiden Jokowi dalam menghadapi kritik dari Rocky Gerung.
"Saya harap pendukung Pak Jokowi tenang," tegasnya.
Gus Imin juga membandingkan kondisi saat ini dengan era Orde Baru, dimana kebebasan berbicara dan berekspresi sangat terbatas.
"Zaman Orde Baru, orang memberikan kritik bisa dikriminalisasi. Beda dengan sekarang zaman demokrasi, orang bebas untuk menyampaikan aspirasi dan ekspresinya," paparnya.
Sebagai Ketua Umum partai politik dan sekaligus pemimpin DPR RI, Gus Imin mengungkapkan bahwa hampir setiap hari ia menerima kritik atau bahkan cacian. Namun, ia menganggapnya sebagai hal yang biasa dan tidak perlu merasa terganggu oleh kritik tersebut.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!