Karma Olahraga Dibawa Politis, Kubu Anies Baswedan Ujungnya Membongkar Sejumlah Kebobrokan dari JIS

- Senin, 10 Juli 2023 | 10:30 WIB
Karma Olahraga Dibawa Politis, Kubu Anies Baswedan Ujungnya Membongkar Sejumlah Kebobrokan dari JIS



POLHUKAM.ID -Penggiat Media Sosial, Chusnul Chotimah menyoroti statement mengejutkan yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Buro Happold. Hal ini menyusul adanya polemik rencana akan renovasi dari Jakarta International Stadium (JIS).


Dirinya menyebut statement itu menjadi tamparan keras bagi pendukung dari Anies Baswedan. Bagaimana tidak, pihak yang disebut membangun proyek tersebut nyatanya tidak terlibat dan hanya diminta untuk menjadi pemandu dan konsultan. Bahkan ternyata petunjuk mereka ada yang tak diikuti oleh pembangun proyek dari JIS.


Dengan hal ini, pembelaan akan standar dunia dari stadion tersebut seperti hancur seketika, Chusnul mengatakan bahwa akhirnya ulah pendukung mantan menteri pendidikan itu menjadi bumerang.



"Pendukung gak beradab menampar muka Anies sendiri," ungkapnya melalui media sosial pribadinya dalam Twitter, dikutip Senin (10/07/2023).




Padahal ia mengatakan bahwa renovasi ini tak hanya terjadi di JIS. Bedanya tak ada yang mempolitisasi dari revitasisasi stadion-stadion tersebut. Satu-satunya yang sulit direnovasi adalah JIS.


"Giliran JIS pendukung Anies ga terima, ngamuk2 sampai mencaci maki presiden Jokowi hingga memfitnah pak Erick, akibatnya malah satu persatu kebohongan mereka terbongkar," tegasnya.



Chusnul mengatakan masyarakat akhirnya menjadi tahun sejumlah kebobrokan dari JIS. Hal ini berkat dari efek manuver dari Kubu Anies. Menurutnya jika mereka tak terkait soal politisasi renovasi, polemik hingga kemunculan sejumlah fakta menarik soal stadion itu tak mungkin terjadi.


"Coba dari awal tidak membawa olahraga ke politik mungkin gak akan seperti saat ini," ungkapnya dengan tegas.


Sementara itu, Kubu Anies Baswedan sendiri masih teguh dengan keyakinan adanya isu politis dari renovasi JIS. Pihaknya mengatakan bahwa apakah stadion itu sudah masuk standarisasi dunia atau tidak, tak boleh diputuskan sepihak oleh pemerintah, hal itu adalah wewenang dari FIFA.


Sumber: suara

Komentar