POLHUKAM.ID -Relasi politik antara Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri kerap mengalami pasang surut. Meski demikian, hubungan keduanya tidak bisa dikategorikan sebagai pecah kongsi.
Demikian analisa pengamat Citra Institute Yusak Farchan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/7).
Kata Yusak, habitat politik Jokowi tetaplah ada pada PDIP. Ketegangan dengan Megawati lebih dipengaruhi oleh kepentingan Jokowi pasca lengser. Artinya, Jokowi ingin seluruh program pemerintahannya dilanjutkan dan karir anaknya yang saat ini menjabat Walikota aman.
"Bagaimana aman, program-programnya bisa dilanjutkan dan karir politik anak-anaknya aman," demikian kata Yusak.
Pandangan kandidat Doktor Politik Universitas Nasional ini, sampai saat ini semua kepentingan Jokowi belum seluruhnya tergaransi oleh PDIP. Khususnya, soal keberlanjutan masa depan politik anak-anak Jokowi.
Apalagi, di PDIP, Jokowi hanyalah petugas partai dan tidak bisa mengendalikan penuh PDIP karena kalah kekuatan dengan Mega.
Atas dasar itulah, Yusak melihat, menjadi alasan Jokowi bermanuver menaruh telur di banyak keranjang bakal calon presiden (bacapres) yaitu Ganjar dan Prabowo.
"Jokowi sedang menaruh harapan terhadap capres yang benar-benar bisa menggaransi kepentingannya," pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!