Menurut Ali, Pilkada 2024 akan mengganggu posisi kepala daerah yang ingin maju sebagai capres atau cawapres.
"Saya memang keberatan Pilkada serentak, apalahi nanti posisi kepala daerah diisi Pelaksana Tugas (Pj) gubernur. Ini membuat posisi Anies sulit," ujar Ali dilansir dari GenPI.co, Jumat (20/5).
Menurutnya, kondisi itu jelas akan memengaruhi kekuatan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
Sebab, menurutnya, kepemimpinan yang diserahkan kepada Pelaksana Tugas (Pj) Gubernur tidak akan maksimal dalam pembangunannya.
"Jika diperhatikan, Pj gubernur juga tidak akan maksimal membangun suatu daerah," jelasnya.
Selain itu, jangka waktu ke 2024 cukup lama, sehingga akan memengaruhi peta politik para kepala daerah yang ingin maju pada Pilpres 2024.
Ali menyiggung peta politik Anies Baswedan yang digadang-gadang kuat maju pada pertarungan Pilpres 2024.
"Anies Baswedan misalnya, akan habis masa jabatannya pada 2022. Saya kasihan karena dia akan kehilangan panggung politik sebelum 2024," jelasnya.
Oleh karena itu, dia beranggapan peta politik 2022 akan sangat memberatkan calon pemimpin Indonesia jelang Pilpres 2024.
Selain Anies Baswedan, terdapat nama-nama kuat lainnya yang akan terkena imbas dari adanya Pilkada Serentak 2024.
"Ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga selesai pada 2023. Nasibnya lebih baik daripada Anies sebenarnya. Namun, saya pikir tetap sama saja akan kehilangan panggung politik," kata Ali. (*)
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!