POLHUKAM.ID -Sikap Presiden Joko Widodo yang secara terang-terangan mengakui bakal cawe-cawe urusan Pilpres 2024 bisa ditafsirkan jadi banyak hal.
Bisa jadi, cawe-cawe yang dimaksud soal kepastian penyelenggaraan Pemilu di tahun 2024. Atau kemungkinan kedua cawe-cawe program pemerintahan pasca Jokowi berhenti menjabat.
"Soal Jokowi cawe-cawe ini kan masih mulitafsir, apakah cawe-cawenya soal keberlanjutan pemilu atau soal bagaimana keberlanjutan programnya," kata Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (3/6).
Namun menurut Arifki, cawe-cawe pilpres yang dimaksud lebih ke pilihan Jokowi dalam pemilu nanti. Di mana sejauh ini sosok Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dikenal dekat dan secara intens bertemu dengan Jokowi.
Bila Jokowi akan cawe-cawe ke salah satu tokoh, lanjutnya, maka akan menimbulkan dilema ke pihak yang tidak didukung.
"Tetapi dari beberapa figur yang dimunculkan dekat dengan Jokowi, seperti Ganjar dan juga Prabowo ini juga akan menjadi sebuah dilema apakah Jokowi akan mendukung Ganjar atau Prabowo," kata Arifki.
Presiden Jokowi sebelumnya mengakui akan cawe-cawe ketika bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin petang (29/5).
Jokowi beralasan, itu dilakukan demi kepentingan negara dan keberlanjutan pembangunan.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!