Polhukam.id - Kondisi Sri Lanka yang mengalami kebangkrutan dan utang dari China mirip Indonesia di bawah Joko Widodo (Jokowi).
Saat Pilpres Sri Lanka 2019 Gotabaya Rajapaksha meraih 52,25 persen.
“Pemerintah Pakistan Imran Khan, Sri Lanka Rajapaksa, dan Jokowi Indonesia seperti berada dalam time frame yang sama dalam pergolakan politik intern masing-masing,” kata pengamat politik dan budaya Ridwan Saidi dalam pernyataan kepada redaksi SuaraNasional, Selasa (11/7/2022).
Kata Ridwan Saidi, gejolak di Sri Lanka terpengaruh kondisi politik internasional.
“Lagi pula empirik, dalam politik internasional, negara-negara bergolak seperti dalam sebuah regionalisme,” jelas Ridwan Saidi.
Kemiripan Sri Langka dengan Indonesia di bawah Jokowi, kata Ridwan, kedua negara ini sama-sama berhutang kepada China.
“Sri Lanka dikabarkan utang non-budget pada China, dalam kasus ini kalau gagal bayar jadi tanggung jawab pejabat yang bikin utang Rajapaksa. Karena itu Kepala pemerintah yang tanda tangani hutang non-budget susah mundur. Akalnya rupa-rupa, kadang-kadang mau jadi tokoh dunia,” paparnya.
Menurut Ridwan, di Malaysia, PM Mahathir menolak bayar utang China yang dibikin Tun Razak.
“Penyelesaian memang politik lebih dulu, lain-lain menyusul,” jelasnya.
Sumber: suaranasional.com
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!