Hal itu dijelaskan Deputi Analisis Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution. Menurutnya, hal itu tercermin dari jangkar politik yang dibangun pada pertarungan Pilpres 2024. Bukan melalui individu yang diciptakan sedemikian rupa, sebagai representasi dari polarisasi itu sendiri.
Syahrial pun lantas mencontohkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang digadang-gadang sebagai Capres 2024. Keduanya tampil karena memang dibutuhkan negara.
"Jangan diasumsikan sebagai bablasan politik oligarki atau politik identitas," kata Syahrial dalam keterangannya, Kamis (7/7).
Menurutnya, kemandirian partai politik sangat menentukan dalam membentuk jangkar untuk perubahan dan perbaikan bangsa ke depan. Aneh dan menyedihkan, apabila dalam Pilpres 2024, partai politik hanya dipersiapkan sebagai kendaraan.
Ini mengeliminir kepentingan rakyat dan visi masa depan bangsa, sesuai cita-cita founding fathers.
"Inilah yang dimaksud dengan jangkar politik, identitas politik kebangsaan yang sesungguhnya. Partai Demokrat tentu menolak kemandirian parpol diamputasi oleh kepentingan kaveling kekuasaan," jelas Syahrial.
"Jika hal itu dibiarkan, kekuatan politik oligarki akan menguasai pemerintahan 2024. Semata-mata untuk kepentingan porsi kekuasaan dan masa depan kelompok," pungkasnya.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
KERAS! Mantan Wapres Try Sutrisno Turut Mendukung Penggantian Wakil Presiden Gibran
Jokowi Beri Arahan Peserta Sespimen Polri di Rumahnya
Dukungan Ganti Wapres Gibran Terus Mengalir
JANGGAL! Selain Ijazah, Skripsi Jokowi Ternyata Berbeda Dengan Teman Seangkatan, Kok Bisa?