Pasalnya, menurut Ray, anggota kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) didominasi oleh orang-orang dari partai politik.
“Persoalan tersebut dalam hal koordinasi dan pelibatan tugas kementerian,” ujar Ray dilansir dari GenPI.co, Selasa (21/5).
Oleh sebab itu, dirinya menduga reshuffle kabinet tersebut bukanlah yang terakhir.
Menurut prediksinya, akan ada satu kali perombakan kabinet lagi sebelum Pilpres 2024.
“Kemungkinan akan ada menteri yang harus diganti karena sibuk dengan urusan kampanye,” tuturnya.
Dirinya menduga demikian lantaran musim kampanye Pilpres 2024 sudah tidak lama lagi dan banyak menteri yang berminat untuk ikut bertarung sebagai capres atau cawapres.
“Dengan demikian, artinya presiden menyia-nyiakan waktu untuk bisa mencapai dan mewujudkan visi misinya,” kata Ray.
Ray juga mengaku pesimistis melihat susunan kabinet yang baru saja diresmikan oleh Jokowi pada Rabu (15/6) di Istana Presiden.
“Reshuffle tersebut seperti tutup lubang gali lubang,” ucapnya.
Menurut Ray, reshuffle kabinet cenderung berbau akomodasi politik dibandingkan perbaikan kinerja kabinet. (*)
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Pesan Jokowi saat Dikunjungi Peserta Sespimmen Polri di Kediaman Pribadinya
Tolak Tuntutan Ganti Wakil Presiden, PSI: Purnawirawan TNI Harusnya Menghormati Pilihan Rakyat
Refly Harun Sentil Mentan Amran: Jangan cuma Berani ke Pengamat, tapi ke Kolega Juga
Jokowi Lakukan Serangan Balik di Tengah Polemik Ijazah