"Kalau kemudian menyangkut dengan PDIP, NasDem tidak pernah merasa ada masalah dengan PDIP," ujar Ali kepada wartawan, Senin (20/6).
Hubungan antara Partai NasDem dan PDIP terbukti tak bermasalah ketika mengawal pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak 2014. Apalagi salah satu kadernya, yakni Gubernur Jawa Tengah, masuk sebagai bakal calon presiden (capres) hasil rapat kerja nasional (Rakernas).
"Iya (berpeluang koalisi dengan PDIP), artinya kan gini, nama itu kita kan merekomendasikan nama-nama itu. Nah, NasDem sendiri tidak bisa berjalan sendiri, dia harus berkomunikasi, dia harus berkoalisi," ujar Ali.
Rakernas Partai Nasdem menghasilkan tiga nama bakal capres, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Muhammad Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ketiga nama tersebut akan disodorkan dalam komunikasi dengan partai lain yang ingin membentuk koalisi.
"Itu (rakernas) adalah forum tertinggi kedua, yang setelah kongres, artinya bahwa semua jajaran partai terikat dengan keputusan itu. Jadi, kita tidak mungkin akan mendiskusikan capres di luar tiga nama itu," ujar Ali.
Ketika koalisi sudah terbentuk, tiga nama tersebut dikerucutkan menjadi satu nama capres. Namun, Partai NasDem disebutnya tak terburu-buru dalam memutuskan hal tersebut.
"Belanda masih jauh, tidak bisa emosi dalam memutuskan itu. Kita lihat lah nanti kan beberapa partai koalisi yang sudah terbentuk hari ini, mau mengusung siapa, kita belum tahu skenario seperti apa," ujar Ali.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!