Inisiasi pertemuan antara tiga ketua umum partai politik, Partai Golkar, PAN, dan PPP beberapa waktu lalu juga menunjukkan ikhtiar koalisi yang positif dalam mencegah polarisasi, memperkuat demokrasi dan transparansi politik di Indonesia.
Direktur Eksekutif Laboratorium Suara Indonesia (LSI) Albertus Dino menyatakan, pertemuan Golkar, PAN, dan PPP bukan hanya dilihat sebagai upaya koalisi menuju Pilpres 2024. Namun, lebih luas, merupakan upaya untuk menjaga dan memperkuat demokrasi di Indonesia.
Jika merujuk pemilu 2014 dan 2019, hasil survei menunjukkan masyarakat merasa sangat dirugikan dan menolak pembelahan sosial politik kembali terjadi.
"Kita lihat dua periode di 2014 dan 2019, ada politik identitas di mana hoaks dan berita bohong, isu sara untuk menyerang lawan politik, masyarakat sudah jenuh dan butuh harapan, serta juga sosok baru," ujarnya dalam diskusi bertajuk Menuju Pilpres 2024, Mencari Pasangan untuk Airlangga Hartarto yang digelar platform media sosial @Golkar2024, Jumat (13/5).
Model politik polarisasi, tidak mendidik dan tidak produktif dalam membangun politik kebangsaan dan kewarganegaraan. Albertus mengingatkan, masyarakat akan kembali terpecah dan terpolarisasi dikarenakan dorongan menentukan pilihan politik berdasarkan identitas, seperti agama, budaya, dan suku bangsa. Serta ditambah lagi dengan kecenderungan lemahnya literasi masyarakat di era digital.
Albertus mengungkapkan, kemunculan Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar maupun sebagai Menko Perekonomian, membawa fenomena baru di era politik kontemporer. Bukan hanya mewakili semangat politik yang lebih segar, dialogis, demokratis, dan terbuka, namun juga mewakili kapasitas kepemimpinan di bidang sosial ekonomi yang sangat penting di mata publik hari ini, khususnya para anak muda.
"Masyarakat khususnya para anak muda yang merupakan pemilih terbesar saat ini mereka lebih open minded. Lebih baik lagi karena mereka mampu membedakan dan memilih secara rasional tanpa melulu melihat identitas," ujarnya.
Menurut Albertus, justru dua tahun hantaman pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat lebih peduli dan saling menolong tanpa membeda-bedakan. Isu paling utama adalah hidup sehat dan ekonomi pulih.
"Airlangga ini selain Menko Perekonomian, juga merupakan Ketua Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi, fokusnya adalah kinerja. Beberapa Lembaga survei Kajian Pemilu memunculkan fakta bahwa masyarakat cenderung menyukai dan mengapresiasi pemimpin politik yang punya karya dan prestasi," tambahnya.
Pertemuan tiga partai Partai Golkar, PAN, dan PPP, menunjukkan upaya jalan kolaborasi politik antara kelompok nasionalis dan kelompok religius.
"Menurut saya, Airlangga Hartarto memainkan peran yang tepat. Saran dari saya, pasangan cocok bagi Airlangga adalah kalangan militer, kombinasi yang baik dalam membangun politik kebangsaan dan sosial ekonomi," sarannya.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Menko Yusril Sebut Prabowo Siapkan Program KOMCAD untuk Terpidana Kasus Narkoba
Berhasil Dilantik jadi Menteri Investasi, Rosan Roeslani Ternyata Punya Kekayaan Senilai Lebih dari 860 Miliar!
Saling Bantah Anies vs Khoirudin PKS, Ini Pernyataan Lengkap Keduanya Lewat Pesan Suara
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!