Viral Lumpur Lapindo di Sidoarjo Berhenti Menyembur, Begini Penjelasan Pakar

- Jumat, 14 Maret 2025 | 10:55 WIB
Viral Lumpur Lapindo di Sidoarjo Berhenti Menyembur, Begini Penjelasan Pakar


POLHUKAM.ID
- Belakangan ini, media sosial viral yang dihebohkan dengan kabar bahwa semburan Lumpur Lapindo di Kelurahan Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo, telah berhenti.

Informasi ini sontak menarik perhatian banyak orang. Tapi, apakah benar demikian?

Sebagai pengingat, peristiwa semburan Lumpur Lapindo pertama kali terjadi pada 29 Mei 2006 sekitar pukul 05.30 WIB.

Sumber semburan terletak sekitar 150 meter dari permukiman warga di Kelurahan Siring.

Fenomena ini berasal dari Sumur Banjarpanji 1 yang merupakan bagian dari eksplorasi gas Blok Brantas milik PT Lapindo Brantas di Desa Reno Kenongo, Kecamatan Porong.

Namun, berdasarkan pengakuan warga sekitar, lumpur masih tetap menyembur.

Salah satu warga yang ikut menelusuri kabar ini adalah Sastro (42), mantan penduduk Desa Jatirejo.

“Berita ini mulai viral di media sosial sekitar seminggu yang lalu. Saya juga penasaran dan mencoba mencari tahu. Keesokan paginya, saya langsung mengecek ke tanggul penahan lumpur, dan faktanya semburan masih terlihat,” ujar Sastro.

Menanggapi isu ini, pakar Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Ir Amien Widodo MSi, memberikan penjelasan terkait kemungkinan lumpur Lapindo berhenti menyembur.

Menurut Prof Amien, salah satu faktor utama yang bisa menyebabkan semburan lumpur berhenti adalah habisnya gas di bawah permukaan tanah.

“Jika gas yang mendorong lumpur ke atas sudah habis, maka lama-kelamaan semburan akan berhenti dengan sendirinya. Bisa juga tekanan gasnya melemah sehingga tidak cukup kuat lagi untuk mendorong lumpur ke atas,” jelasnya, Kamis (13/3/2025).

Meski begitu, Prof Amien belum bisa memastikan apakah ini kabar baik atau justru sebaliknya.

Ia menekankan perlunya berpikir positif karena kondisi bawah tanah Lumpur Lapindo masih sulit diprediksi.

“Mudah-mudahan ini pertanda baik. Dulu saat awal kejadian, gas di bawahnya memang besar, tapi kalau sekarang sudah berkurang, itu berarti tekanannya juga melemah,” pungkasnya.

Jadi, meskipun sempat beredar kabar bahwa semburan Lumpur Lapindo telah berhenti, faktanya masih perlu diverifikasi lebih lanjut.

Yang jelas, peristiwa ini tetap menjadi perhatian banyak pihak hingga saat ini.

Sumber: jabarekspres

Komentar