Kronologi Warga Diduga Ditembak Brimob di Tambang Ilegal Sulawesi Utara, Peluru Kena Kepala

- Selasa, 11 Maret 2025 | 09:35 WIB
Kronologi Warga Diduga Ditembak Brimob di Tambang Ilegal Sulawesi Utara, Peluru Kena Kepala


POLHUKAM.ID -
Penembakan terjadi di sebuah tambang ilegal yang berlokasi di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, pada Senin (10/3/2025).

Adapun korban bernama Fernando Tongkotow atau yang akrab disapa Edo (40) yang merupakan warga Desa Basaan, Kabupaten Minahasa Tenggara.

Edo disebut mengalami luka tembak di daerah kepala belakang telinga. Dirinya sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nahas nyawanya tak tertolong.

Sementara, pelaku penembakan diduga adalah anggota Brimob Polda Sulawesi Utara.

Berdasarkan kronologi resmi yang diterima Tribun Manado, insiden penembakan terjadi pada Senin dini hari sekira pukul 01.30 WITA.

Peristiwa berawal ketika Edo bersama puluhan orang bergerak ke lokasi tambang ilegal tersebut.

Disebutkan bahwa korban bersama rombongannya sudah membawa senjata tajam (sajam) saat menuju lokasi.

Edo dan rombongannya diduga akan mengambil karbon dari lokasi tambang ilegal tersebut.

Hanya saja, belum sampai di lokasi tambang, Edo dan rekannya disergap oleh sekitar 10 anggota Brimob yang melakukan penjagaan kira-kira berjarak 50 meter.

Pada momen tersebut, diduga anggota Brimob langsung melakukan penembakan kepada korban dan rombongan.

Nahas, Edo terkena tembakan di bagian kepala dekat telinga. Dia pun menghembuskan nafas terakhirnya saat berada di rumah sakit.

Kesaksian Ayah Korban


Ayah Edo, Feldy Tongkotow pun menceritakan detik-detik terakhir sebelum mengetahui anaknya meninggal dunia.

Sebelum kejadian, Feldy menuturkan, dirinya dan sang anak bekerja di lokasi tambang yang berbeda dengan jarak cukup jauh.

Adapun mereka biasanya berjaga malam dari pukul 20.00 WITA hingga keesokan paginya.

Lalu, pada dini harinya, Feldy mengaku mendengar keributan di area tambang bagian atas, yang ternyata sebagai lokasi Edo diduga ditembak anggota Brimob.

Namun, hingga pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA, Feldy baru memutuskan untuk pergi ke lokasi keributan yang sebelumnya didengarnya.

"Katanya ada korban, tapi mereka belum bilang kalau itu anak saya," ungkapnya sambil menangis saat diwawancarai di RSUP Prof Kandou Malalayang, Manado, Senin (10/3/2025).

Tak lama kemudian, ia diberi tahu untuk segera menuju rumah sakit terdekat. 

Tanpa firasat apa pun, ia bergegas ke sana. Namun, sesampainya di rumah sakit, ia mendapati bahwa korban yang dimaksud adalah anaknya sendiri.

Feldy mengatakan bahwa Fernando mengalami luka tembak di kepala sebelah kanan, tepat di atas telinga, dengan bagian belakang kepala yang hancur.

Dengan penuh kesedihan, ia meminta agar pihak berwajib segera mencari pelaku dan menindak tegas mereka yang bertanggung jawab atas kematian anaknya.

Warga Ngamuk, Sebut Tambang Ilegal Dijaga Brimob


Pasca tewasnya Edo, warga sekitar pun mengamuk. Bahkan, mereka sampai membakar tenda serta mobil yang ada di lokasi tambang emas ilegal tersebut.

"Yang naik ini adalah para teman-teman korban," kata salah satu keluarga korban, Senin. 

"Karena tambang ini ilegal tapi tetap dijaga oleh Brimob Polda Sulut," sambungnya.

Ia mengatakan mobil yang ada di lokasi tambang tersebut juga tak lepas dari amukan warga. 

"Ada mobil yang dibakar. Sedangkan tenda-tenda juga dan material tambang semuanya dibuang," ungkapnya.

Menurut salah satu penambang, warga marah saat hendak ambil jenazah.

"Warga marah saat hendak akan mengambil jenazah korban," ujarnya.

Ia mengatakan ada beberapa penambang juga yang ikut terkena tembakan.

"Ada korban lain dari Tombatu juga, tapi tak terlalu parah," ungkapnya.

Kata Polda Sulut


Terkait dugaan penembakan oleh anggota Brimob ini, Polda Sulut buka suara.

Masih dikutip dari Tribun Manado, Kabid Humas Kombes Pol Michael Thamsil mengatakan bahwa pihak Propam Polda Sulut telah menyelidiki informasi keterlibatan polisi pada kasus ini. 

"Pak Kapolda Sulut sudah memerintahkan Kabid Propam untuk melakukan penyelidikan dan upaya-upaya lainnya," jelasnya.

Thamsil memastikan jika benar ada keterlibatan polisi pada peristiwa ini, dipastikan akan diproses hukum. 

"Jadi jika hasil penyelidikan ada keterlibatan personel Polri, akan ditindak sesuai ketentuan yang ada," jelasnya.

Terpisah, Wakapolda Sulut, Brigjen Pol Bahagia Dachi masih melakukan penyelidikan lanjut terkait kronologi kejadian penembakan oknum anggota Brimob kepada warga di Desa Basaan Minahasa Tenggara. 

Dachi mengatakan pihaknya masih fokus menenangkan situasi terkini di Desa Basaan. 

"Kita masih melakukan penyelidikan dan masih menenangkan situasi saat ini dan bersyukur sudah kondusif," jelasnya

Dia pun memastikan proses hukum akan diberikan jika terbukti ada oknum anggota terlibat pada kasus tewasnya warga ini. 

"Iya dong pasti. Kita akan proses secara berat, baik secara kode etik, pidana," jelasnya.

Ia meminta masyarakat agar masalah ini bisa diserahkan kepada kepolisian. 

"Percayakan masalah ini kepada Polri dan kita akan tangani dengan sebaik-sebaiknya," pungkasnya.

Sumber: tribunnews

Komentar