POLHUKAM.ID - Cristian Gonzales tidak hanya dikenang sebagai penyerang berbahaya Timnas Indonesia, tetapi juga sebagai individu yang mampu menyeimbangkan karier profesional dengan kehidupan spiritualnya.
Kisah hidup pemain yang dijuluki El Loco ini dari seorang non-Muslim di Uruguay hingga menjadi seorang Muslim yang taat di Indonesia, adalah bukti nyata bahwa iman dapat mengubah hidup seseorang secara drastis.
Terlahir sebagai seorang Katolik, kisah mualaf Cristian Gonzales menyentak banyak orang di dunia sepak bola, mengingat tak terpikirkan sebelumnya bahkan oleh dirinya sendiri. Namun seiring bertambahnya waktu, kisah mualaf Gonzales bisa menjadi inspirasi bagaimana keberanian untuk berubah dapat membawa dampak besar dalam kehidupan seseorang, termasuk di dalamnya keputusan dalam hal keyakinan.
Cristian Gonzales mengucapkan syahadat dan mantab memeluk Islam pada tahun 2003. Keputusan ini diambil setelah ia menikahi Eva Nurida Siregar, seorang wanita asal Indonesia.
Dikutip dari berbagai sumber dan juga wawancara, sosok Eva Siregar diketahui bukan hanya bertindak sebagai seorang istri bagi Gonzales tetapi juga memainkan peran penting dalam perjalanan spiritual Gonzales menjadi hamba Allah.
Eva tidak hanya memperkenalkan Gonzales kepada Islam, tetapi juga memberikan dukungan penuh selama proses konversinya. Meski ada faktor pernikahan dengan Eva, namun Gonzales mengaku bahwa keputusan dirinya menjadi mualaf tersebut datang dari hati, bukan karena paksaan.
Saat menikah dengan Eva di tahun 1995, Gonzales masih beragama Katolik. Namun, lama kelamaan hatinya terketuk untuk mengikuti ajaran sang istri. Eva menceritakan, ketertarikan Gonzales terhadap Islam diawali dari seringnya mendengar suara azan saat berlatih dengan skuad PSM Makassar.
Ketika berseragam PSM, kebetulan Gonzales tidur di mess klub yang di sebelahnya masjid. Karena lokasinya yang dekat mess, maka pria kelahiran 30 Agustus 1976 itu selalu dengar azan. “Awalnya dia pikir itu orang nyanyi, terus mulai tanya-tanya,” cerita Eva.
Setiap Subuh, meski tak ikut melaksanakan shalat, Gonzales tetap ikut bangun. Dia juga sering takjub melihat sang istri Eva berwudhu dan shalat dengan mukena putih.
Menurut pengakuan Gonzales kepada Eva, Islam itu di mata Gonzales sangat suci. Kenapa demikian? “Sebelum menghadap Allah kita harus wudhu, pakai mukena. Kalau dia ke gereja (cuma) pakai baju biasa saja. Itulah yang membuat Cristian akhirnya tertarik jadi mualaf,” lanjut Eva.
Selain itu, kata Eva, Gonzales juga tekun mempelajari Islam melalui buku-buku yang dibacanya. Sampai akhirnya, dia memutuskan sepenuh hati menjadi mualaf. Gonzales mengungkapkan bahwa keputusannya menjadi mualaf didasari pada rasa kedamaian yang ia temukan dalam Islam.
Keinginannya menjadi mualaf semakin kuat saat melihat istrinya shalat dan mendengar adzan. Gonzales merasa ada sesuatu yang berbeda dan sangat menenangkan dalam agama Islam. Baginya, Islam bukan hanya soal ritual, tetapi juga tentang makna hidup dan hubungan dengan Tuhan.
Setelah menjadi mualaf, Gonzales mengubah namanya menjadi Mustafa Habibi sebagai nama Islamnya. Ia mulai belajar lebih dalam tentang ajaran Islam, termasuk membaca Al-Qur'an dan menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa. Transformasi ini tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadinya tetapi juga kariernya sebagai atlet.
Diterpa Cobaan Bertubi-tubi
Setelah memutuskan memeluk Islam, di luar dugaan Gonzales ternyata ditimpa banyak cobaan. Eva mengungkapkan, suaminya pernah diskors tidak bisa bermain. Kemudian tidak digaji selama lima bulan lebih karena klub mengalami persoalan keuangan hingga suka duka dirinya ketika ingin menjadi WNI.
“Demi menjadi WNI dia enggak bisa pulang selama lima tahun, padahal adiknya sedang ada musibah,” tutur Eva.
Masa-masa sulit dalam karier maupun biduk rumah tangga bersama Eva berlangsung selama setahun. Meski bukan waktu yang pendek, menurut Eva suaminya tidak sedikitpun mengeluh. Eva mengingatkan semua itu hanya ujian ketika Gonzales memutuskan jadi mualaf.
Setelah ditempa banyak cobaan, Eva mencoba menyakinkan dirinya sendiri dan Gonzales bahwa dalam hidup ini tidak ada yang bisa membantu selain Allah. Karena itu, Eva terus berusaha mengajak Gonzales untuk semakin mendekatkan diri pada agama.
Jauh sebelum dikenal sebagai seorang muslim, nama Gonzales masyhur sebagai salah satu striker terbaik dalam sejarah sepak bola Indonesia. Sederet klub-klub besar seperti PSM Makassar, Arema Malang, Persik Kediri hingga Persib Bandung sempat merasakan tuah tendangan dan sundulan Gonzales di lapangan hijau.
Suami Eva Siregar ini menunjukkan performa luar biasa yang membuatnya menjadi ikon sepak bola nasional. Pada tahun 2010, ia resmi menjadi warga negara Indonesia melalui proses naturalisasi. Hal ini memungkinkannya bermain untuk Tim Nasional Indonesia.
Sebagai pemain naturalisasi, Gonzales mencatatkan prestasi gemilang di Piala AFF 2010 dengan mencetak lima gol dan membawa Timnas Indonesia mencapai final. Penampilannya yang konsisten membuatnya dijuluki "El Loco" oleh para penggemar. Meski dikenal sebagai striker haus gol bukan berarti perjalanan karier seorang Gonzales terhindar dari masalah. Berbagai cobaan datang saat kariernya sedang berada di puncak.
Setelah melalui berbagai cobaan, karier Gonzales pun mulai merangkak naik. Dia mencetak banyak gol hingga menjadi top skor selama lima tahun beruntun. Gol-golnya, terutama saat membawa Persik Kediri juara Liga Indonesia pada 2006, menjadi bukti kemampuannya yang luar biasa.
Selama 18 musim bermain, Gonzales mencetak 249 gol, sebuah pencapaian yang membuatnya menjadi legenda. Bahkan, dia pernah menjadi pemain termahal Indonesia menurut Badan Liga Indonesia. Kini, Gonzales terus menjadi teladan, tidak hanya sebagai pemain sepak bola, tetapi juga sebagai pribadi yang taat dan penuh semangat menjalani kehidupan.
Sumber: erakini
Artikel Terkait
Hiswana Migas dan Tuduhan BBM Oplosan
Profil dan Biodata Codeblu, Food Vlogger yang Diboikot gegara Dugaan Pemerasan Rp350 Juta!
Warganet: Kapten Sejati Ikut Tenggelam Bersama Kapalnya
Heboh Pertalite Oplosan di SPBU Kendari, Puluhan Driver Ojol Kuras Tangki BBM Gegara Mogok