Sahabat Hingga Akhir Hayat, Detik-detik Proses Evakuasi Jenazah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati

- Senin, 03 Maret 2025 | 05:55 WIB
Sahabat Hingga Akhir Hayat, Detik-detik Proses Evakuasi Jenazah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati



POLHUKAM.ID  - Dunia pendakian kehilangan dua figur veteran, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, yang meninggal dunia setelah mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) saat mendaki Puncak Carstensz di Papua, Sabtu (1/3/2025). 

Kejadian ini menjadi sorotan dunia pendakian, mengingat kedua korban memiliki ikatan persahabatan yang kuat dan telah lama aktif dalam dunia pendakian.

Lilie dan Elsa, yang bersekolah di Malang, Jawa Timur, sejak SMP, dikenal luas sebagai pendaki berpengalaman.


 


Mereka memulai perjalanan pendakian mereka di SMAK St. Albertus Malang (Dempo), dan sejak itu, keduanya menjadikan pendakian gunung sebagai salah satu kecintaan mereka. 

Meskipun setelah SMA mereka sempat terpisah karena fokus pada pendidikan dan pekerjaan masing-masing, persahabatan mereka tetap terjaga.

Mereka akhirnya kembali berkomunikasi melalui media sosial dan memutuskan untuk melaksanakan pendakian bersama, yang berujung pada tragedi ini.

Pada 28 Februari 2025, saat berada di area bawah Puncak Carstensz, kedua wanita tersebut mulai menunjukkan gejala AMS, yang merupakan penyakit ketinggian yang umum dialami pendaki di ketinggian ekstrem.

Meskipun dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, juga menunjukkan gejala yang sama, kondisi mereka tetap stabil, dan mereka berhasil dievakuasi ke Timika.


Namun, Lilie dan Elsa tidak bisa bertahan.

Elsa Laksono, yang berasal dari Malang dan lahir pada 24 Juli 1965, meninggal dunia saat dalam perjalanan turun dari puncak. 

Kedua korban dikenal sebagai 'Ratu Pendaki' di kalangan komunitas pendaki, yang selalu menginspirasi pendaki lainnya untuk menjelajahi puncak-puncak gunung dengan tekad dan semangat yang tinggi.

Diduga akibat Hipotermia dan Cuaca Buruk

Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengungkapkan kronologi evakuasi dua pendaki yang meninggal dunia di Puncak Carstensz, Papua, pada Sabtu (1/3/2025).

Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, bersama dengan rombongan yang terdiri dari 15 orang, terjebak dalam kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan hipotermia, dan akhirnya meninggal dalam perjalanan turun dari puncak.

Kronologi peristiwa dimulai pada 1 Maret 2025 sekitar pukul 02.07 WIT, ketika Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal setelah dievakuasi oleh guide dan rekan-rekannya di Basecamp yang kembali naik untuk membantu proses evakuasi.

Akibat cuaca buruk, ketiganya, termasuk Elsa dan Lilie, mengalami hipotermia yang mempengaruhi kondisi fisik mereka.

Proses Evakuasi

Pada Minggu (2/3/2025), upaya evakuasi dimulai dengan kedatangan helikopter Komala Indonesia AS 350 B3/PK-KIE di Helipad Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 06.10 WIT.

Helikopter tersebut kemudian bergerak menuju Yellow Valley Tembagapura, dan pada pukul 07.49 WIT, empat orang berhasil dievakuasi, termasuk jenazah Elsa Laksono.

Tim yang Terkena Gejala AMS

Selain Elsa dan Lilie, dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) pada 28 Februari 2025.

Namun, kondisi mereka stabil dan berhasil dievakuasi menggunakan helikopter yang sama. Setelah berhasil dievakuasi, Indira dan Saroni dibawa menuju Timika untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Lanjutkan Proses Evakuasi

Proses evakuasi dilanjutkan pada pukul 09.23 WIT dengan kedatangan helikopter lainnya yang membawa tim internasional, termasuk Benjamin Mason Jones dari AS, Catherine Leblanc dari Kanada, dan William Edward Hartman dari AS.

Mereka selamat dan juga menjadi bagian dari rombongan yang dievakuasi. 

Penerbangan Jenazah ke Jakarta

Jenazah Elsa Laksono akan diterbangkan ke Jakarta pada hari ini, bersama dengan jenazah Lilie Wijayati Poegiono, menggunakan pesawat Lion Air.

Polisi dan tim evakuasi terus bekerja keras untuk memastikan semua proses berjalan lancar demi menghormati dua pendaki yang telah mengabdikan diri dalam dunia pendakian.

Kapolres Billyandha mengungkapkan bahwa meskipun tragedi ini meninggalkan duka mendalam, upaya evakuasi yang cepat dan terkoordinasi diharapkan dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi keluarga korban

Sumber: Tribunnews 

Komentar