Muliaman mengungkapkan, debit air di Sungai Aare pada saat kejadian terseretnya Eril ke arus sungai mencapai sekitar 200 meter kubik per detik.
"Debit air ini berubah setiap hari, tergantung pada intensitas pencarian gletser dari pengunungan di Bern yang dipengaruhi oleh hujan dan kenaikan suhu udara di pegunungan," kata Muliaman dalam konferensi pers, Senin (6/6).
Dia mengatakan, volume air masih tinggi dengan kekeruhan air yang juga dinilai masih tinggi pada beberapa hari masa pencarian Eril. Kekeruhan air Sungai Aare terjadi karena unsur partikel salju yang mencair.
"Jumat kemarin, kami mendapat laporan bahwa debit air mencapai sekitar 150 meter kubik per detik atau lebih kecil dibandingkan dengan debit air pada saat kejadian hilangnya Eril," tutur Muliaman.
Memasuki pencarian hari keduabelas, tim SAR yang tergabung dari kopolisian, polisi paritim, dan pemadam kebakaran masih melakukan pencarian Eril. Adapun metode pencarian yang dilakukan ialah patroli darat, patroli air dengan perahu, penerbangan drone, penggunaan alat untuk mengetahui kondisi bawah air, penugasan penyelam, dan penggunaan anjing pelacak.
"Metode pencarian selalu disesuaikan dengan cuaca di lokasi dan kondisi air di Sungai Aare," lanjut Muliaman. Upaya itu dilakukan mulai dari titik Eril berenang hingga Danau Wahlen di Wahlensee.
Pencarian tersebut kurang lebih dilakukan sejauh 29 kilometer. Diketahui, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz dilaporkan hilang terbawa arus Sungai Aare, Bern, Swiss saat berenang bersama adik perempuan dan temannya, Kamis (26/5).
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
IKN Terancam Mangkrak, Pendiri Indef Usulkan Jadi Tempat Leyeh-leyeh Presiden
Disanksi PTDH Gegara Peras Anak Bos Prodia, AKBP Bintoro Menyesal dan Nangis Sejadi-jadinya
Apakah Kepemimpinan Prabowo Lebih Baik Dari Mulyono?
Iris Wullur Beberkan Ciri-ciri Selingkuhan Suami, Adik Ipar Hary Tanoesoedibjo Ikut Terseret