polhukam.id - Kabar duka datang dari Rizal Ramli yang diberitakan telah tutup usia di umur 69 tahunnya tanggal 2 januari pukul 19.30 di rumah sakit Cipto Mangunkusomo kemarin.
Rizal Ramli dikenal sebagai ekonom yang kritis dan politisi yang banyak memberikan jasanya kepada Indonesia.
Rizal Ramli, merupakan asli kelahiran Padang, Sumatera Barat tanggal 10 Desember 1954. Ia merupakan seorang mantan aktivis mahasiswa yang kemudian menjadi ahli ekonomi yang kritisi.
Ia memulai kariernya dengan penuh perjuangan dan dihadapkan banyak kerikil-kerikil kehidupan.
Semasa kuliah, Rizal Ramli yang sudah menjadi yatim piatu harus membiayai sendiri hidup dan perkuliahannya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Hal ini yang kemudian menjadikan ia sosok yang tangguh dan peduli terhadap masyarakat.
Rizal Ramli, di masa itu juga pernah mengalami masa kelam. Di mana ia pernah dipenjara selama 18 bulan karena ikut gerakan menentang Soeharto menjadi presiden kembali di tahun 1978.
Setelahnya, keluar dari penjara, Rizal Ramli kemudian melanjutkan pendidikannya di luar negeri dan akhirnya memperoleh gelar doktor dari Boston University.
Rizal Ramli dikenal sebagai ekonom yang kritisi dan membela ketidakadilan terhadap kebijakan pemerintah dianggap tidak adil kepada masyarakat.
Ia semakin dikenal ketika menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) pada periode 2000-2001.Kemudian, di tahun itu juga, Rizal menjabat sebagai Menko Ekonomi, Keuangan, dan Industri.
Di era pemerintahan presiden Jokowi, Rizal Ramli diangkat menjadi Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia dari tahun 2015 hingga 2016.
Baca Juga: Terkuak! Sosok Pramugari Viral Selingkuhan Dari Suami Ira Nandha
Ketika menjabat sebagai Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia, Rizal Ramli dikenal sebagai sosok yang sangat kritis, dengan ucapan terkenalnya, 'Raja ngepret' atau Rajawali Ngepret.
Banyak masyarakat yang mengenal beliau merasakan kehilangan sosok ekonom yang begitu membela ketidakadilan bagi masyarakat. Ia memang banyak mengkritik soal kebijakan pemerintah yang dianggapnya merugikan masyarakat.
Tidak heran, ketika berita meninggalnya beliau tersebar di seluruh media sosial dan televisi nasional. Masyarakat membanjiri ucapan turut berduka cita atas berpulangnya seorang ekonom Indonesia yang banyak berjasa itu.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: nolmeter.com
Artikel Terkait
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
LHKPN Raffi Ahmad, Harta 1 Triliun, Punya 45 Tanah dan 23 Kendaraan
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah
PSSI Rencana Undang Timnas Belanda Untuk Melawan Timnas Indonesia