"Dari awal saya kan pernah nanya apa manfaatnya ngadain balap-balapan Formula E untuk masyarakat," kata Arief.
Sekarang, lanjut Arief, giliran Jakpro dan Ancol merugi hingga Rp1 triliun, tetap memaksakan untuk melanjutkan ajang balap tersebut.
"Nah sekarang Jakpro dan Ancol rugi nih Rp1,09 triliun. Nah ini bisa bentuk kerugian bisnis apa kerugian dikorup, ini perlu diselidiki KPK, Kejaksaan dan Polri," tegasnya.
Menjawab itu, Komisaris PT Jaya Ancol, Geisz Chalifah mengakui bahwa Ancol memang merugi, tapi hal ini dikarenakan Pandemi pada tahun 2020 dan 2021.
"Ancol rugi akibat pandemi di tahun 2020 dan 2021. Ditutup berbulan-bulan kalaupun dibuka, jumlah pengunjung sangat dibatasi. Tahun ini Ancol Insya Allah akan meraih laba kembali. Kerugian Jakpro adalah kerugian yang diakibatkan proyek LRT, dicek saja," tambahnya.
Geisz menambahkan bahwa sebelum pandemi, pada 2019 mengalami kerugian Rp31 miliar, ia bahkan berani menantang untuk diaudit oleh lembaga independen untuk membuktikan ucapannya.
"Ancol di awal tahun 2019 terkena dampak tsunami Banten Desember 2018. Semua rombongan batal & org takut di dekat laut. Mengalami negatif pendapatan Rp31 miliar dibanding thn 2018. Dengan berbagai ikhtiar (Konser dll). Akhir tahun 2019 Ancol berhasil meraih laba diatas tahun 2018," tambahnya.
"Mereka teriak Ancol mengalami kerugian. Tempat pariwisata mana yang untung selama Pandemi. Dalam situasi demikian sulit tak ada satupun karyawan di PHK. Kalau dalam situasi pandemi (ditutup melulu) laporan keuangan masih laba udah pasti nipu. Yang untung itu dagang PCR," tegas anak buah Anies Baswedan itu.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Detik-detik Geng Rusia Pakai Rompi Polisi Rampok Warga Ukraina di Bali, Kerugian 3.2 Miliar!
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
LHKPN Raffi Ahmad, Harta 1 Triliun, Punya 45 Tanah dan 23 Kendaraan
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah