Dalam rangka hal tersebut, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Tim Staf Khusus Presiden RI, Yayasan Kitong Bisa, dan Sampoerna menyelenggarakan kegiatan Pelatihan UMKM Bagi Entrepreneur Muda Lokal di Jayapura. Head of Zone East Indonesia Sampoerna, Subur, mengatakan, sejak terbentuk pada tahun 2008, kini SRC telah berkembang sangat pesat di 34 provinsi seluruh Indonesia. Toko kelontong anggota SRC tersebar dari Sabang hingga Merauke, dan dari barat hingga ke ujung timur.
Setelah bergabung dalam jaringan SRC, toko kelontong mencatat kenaikan transaksi penjualan hingga 58% dan omzet yang meningkat hingga 54%. Bahkan, tercatat sebanyak 84% pemilik toko SRC mendapatkan sumber penghasilan utamanya dari SRC. Hal ini berdasarkan riset Kompas.com menggunakan angka atas dasar harga berlaku pada tahun 2019.
"Melalui kolaborasi Sampoerna dengan Kementerian Perdagangan dan Yayasan Kitong Bisa, kami secara resmi memperkenalkan aplikasi AYO SRC di Tanah Papua. Kami percaya bahwa ekosistem AYO SRC sebagai pengembangan ekonomi digital ialah salah satu upaya mendorong pertumbuhan UMKM di Papua," ungkap Subur, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (23/5/2022).
Saat ini, terdapat 400 toko kelontong di Papua yang tergabung dalam jaringan SRC, sebagian besar berlokasi di Jayapura dan Sorong. Subur berharap, bersama SRC, toko kelontong tradisional mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, khususnya di era transformasi digital.
SRC telah aktif mendorong digitalisasi kepada lebih dari 160.000 toko kelontong binaan di seluruh Indonesia melalui aplikasi AYO SRC. Aplikasi ini merupakan ekosistem digital yang menghubungkan produsen, toko grosir, peritel, serta konsumen. Selain itu, AYO SRC juga menyediakan beragam layanan lainnya untuk mendukung kegiatan usaha di sektor ritel.
UMKM merupakan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sektor UMKM berkontribusi lebih dari 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Digitalisasi ialah salah satu kunci utama untuk mendorong pertumbuhan sektor yang memiliki kemampuan untuk menyerap lebih dari 97% tenaga kerja atau sekitar 119,6 juta orang ini.
Keberhasilan transformasi digital UMKM di Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Tidak hanya pemerintah, melainkan seluruh pemangku kepentingan terkait. Sinergi antara pemerintah, pihak swasta, asosiasi, perbankan, hingga masyarakat diharapkan dapat mengakselerasi transformasi digital UMKM.
Digitalisasi UMKM tidak hanya bermanfaat untuk penjualan produk, tetapi juga memungkinkan UMKM untuk mengatur keuangan, memantau cash flow bisnis, hingga memperoleh bahan baku secara daring. Dengan begitu, digitalisasi berperan penting bagi berjalannya proses bisnis UMKM secara keseluruhan.
Upaya digitalitasi UMKM berupa toko kelontong ini terbukti membawa pengaruh positif pada perekonomian nasional dan daerah. Toko Kelontong SRC mampu berkontribusi sebesar Rp69,3 triliun per tahun terhadap produk domestik bruto (PDB) ritel nasional. "Kami berharap dapat terus mendukung program-program pemerintah, terutama terkait percepatan pemulihan ekonomi nasional, salah satunya melalui digitalisasi UMKM di bawah program SRC," ujar Subur.
Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar, memberikan apresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan korporasi dalam mengembangkan sektor UMKM di Indonesia, termasuk program Sampoerna Retail Community. "Saya berharap langkah ini dapat diikuti oleh para perusahaan lainnya. Pengembangan sektor UMKM tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan lainnya," ujar Billy.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan, kerja sama dengan berbagai pihak untuk pengembangan usaha dan edukasi pelaku usaha ritel tradisional penting dilakukan agar dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat. Apalagi, lanjutnya, saat ini terjadi pertumbuhan positif pada perekonomian Indonesia pada Triwulan I-2022 terhadap Triwulan I-2021 sebesar 5,01 persen (y-on-y).
Struktur pertumbuhan ekonomi tersebut masih didominasi oleh Kelompok Provinsi di Pulau Jawa sebesar 57,78 persen, sedangkan kelompok provinsi Maluku dan Papua baru memberikan kontribusi sebesar 2,58 persen.
"Pemerintah mendorong agar para pelaku usaha ritel tradisional mampu beradaptasi dan mengadopsi perkembangan teknologi yang ada. Dengan demikian, mereka tetap mampu bertahan dalam menghadapi persaingan usaha yang makin ketat di era globalisasi saat ini," pungkasnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Agar Petani Tidak Rugi, Prabowo Minta Bulog Wajib Beli Gabah Rp 6.500 Per Kilogram
LHKPN Raffi Ahmad, Harta 1 Triliun, Punya 45 Tanah dan 23 Kendaraan
Nelvin Ndruru, Bocah 10 Tahun di Nias Selatan, Menjadi Korban Penyiksaan oleh Keluarga Ayah
PSSI Rencana Undang Timnas Belanda Untuk Melawan Timnas Indonesia